Jakarta: Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 Jakarta masih hangat diperbincangkan. Di tengah proses quick count yang terus berjalan, perhatian mulai bergeser ke pekerjaan rumah besar yang akan dihadapi oleh gubernur terpilih. Isu banjir, ketersediaan ruang terbuka hijau, hingga transportasi menjadi tantangan utama yang harus segera diatasi.
Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPDB) mencatat bencana banjir mengalami penurunan di wilayah Jakarta dari tahun 2022 ke 2023. Namun, bukan angka yang signifikan. BPDB masih mencatat sebanyak 51 rukun tetangga (RT) mengalami banjir di Jakarta pada Kamis, 28 November 2024.
Pengamat kebijakan publik, Trubus Rahadiansyah, menilai bahwa persoalan banjir masih menjadi salah satu tantangan terbesar.
"Iya kalau penurunan saya rasa belum ya karena kan titik-titiknya tetap itu-itu saja, bahkan kadang-kadang kalau hujannya jadi banjir di kita itu kan ada tiga," ujar Trubus Rahadiansyah dikutip dari
Indonesia Memilih Metro TV pada Kamis, 28 November 2024.
Trubus Rahadiansyah menilai masalah belum terpecahkan karena kebijakan
gubernur yang selalu berubah. Setiap pergantian pemimpin, lanjutnya, ganti juga dengan kebijakan dengan cara penyelesaian masalahnya.
"Problem di kita selalu kebijakannya itu berubah dari waktu ke waktu artinya ganti pemimpin ganti kebijakan," ujar Trubus
Serta pemerintah perlu fokus pada perbaikan sistem drainase, revitalisasi sungai, dan pembangunan waduk yang mangkrak. Trubus memberi contoh dengan rencana pembangunan Waduk Pondok Ranggon. Kebijakan tersebut seharusnya sudah rampung sejak zaman periode Joko Widodo saat menjabat sebagai Gubernur Jakarta, tapi sampai sekarang beleum kunjung selesai. Sampai saat ini Waduk Pondok Ranggon belum menghasilkan seperti apa yang diharapkan.
"Contoh paling sederhana, kita ada pembangunan rencana Waduk Pondok Ranggon itu itu Pondok Ranggon waduknya sampai sekarang belum diselesaikan. Harusnya kan itu sudah selesai dicanangkan sejak zaman Gubernur Pak Joko Widodo ," tambahnya.
(Tamara Sanny)