Warisan Pemimpin Jakarta dari Masa ke Masa

22 September 2024 13:14

Pilkada Jakarta selalu menarik perhatian karena status Jakarta merupakan ibu kota negara sebelum adanya IKN Nusantara. Jakarta juga dinilai sebagai barometer perpolitikan nasional sampai pembangunan nasional.

Sejak era reformasi, sudah ada lima nama sosok Gubernur Jakarta yang terpilih melalui Pilkada. Beberapa di antaranya bahkan menjabat selama dua periode atau 10 tahun.

Setiap pemimpin Jakarta pun memiliki bentuk kebijakannya masing-masing yang khas. Ada yang kebijakannya dilanjutkan, ada juga yang di berhenti usai berganti kepemimpinan.

Sekitar 27 tahun lalu saat Jakarta mulai dipimpin oleh Gubernur Sutiyoso atau yang kerap disapa Bang Yos, kebijakan yang paling diingat masyarakat saat itu adalah pro kontra terkait dengan inisiasi sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) yang kini dikenal sebagai bus Transjakarta.

Kebijakan yang cukup menjadi kontroversi saat itu adalah pengenalan sistem busway untuk Transjakarta yang mengambil satu lajur dari jalan yang ada di Jakarta. Sehingga, masyarakat merasa bahwa jalanan Jakarta semakin sempit.

Pengguna kendaraan pribadi pun harus berbagi dengan Transjakarta. Meski demikian, Transjakarta benar-benar beroperasi pada 2004.

Bang Yos juga menerapkan aturan 3 in 1 yang diberlakukan untuk kendaraan roda empat. Namun, saat itu malah marak fenomena joki 3 in 1 di Jakarta.

Pada saat itu juga Bang Yos membangun sejumlah hal untuk dapat mengatasi banjir. Salah satunya adalah KBT atau Kanal Banjir Timur untuk mengatasi banjir di Jakarta.

Kemudian kepemimpinan Jakarta dilanjutkan di era Fauzi Bowo atau yang biasa kita kenal sebagai Bang Foke yang menjabat selama satu periode di 2007-2012.

Saat menjabat, Bang Foke membangun beberapa jalan layang non-tol. Jalan layang non-tol pertama ialah di Antasari-Blok M dan Casablanca. Tak hanya itu, Bang Foke pertama kali menggelar car free day (CFD) pada 23 Mei 2002. CFD masih dilakukan hingga saat ini. 

Dia juga mulai mendirikan PT MRT Jakarta. Di akhir masa jabatannya pada April 2012, Foke meresmikan pembangunan proyek MRT tahap 1 Lebak Bulus-Bundaran HI sepanjang 15,7 km.
 

Baca juga: KPU Resmi Tetapkan 3 Paslon di Pilkada Jakarta

Selanjutnya Joko Widodo atau yang dikenal dengan Jokowi yang hanya menjabat selama dua tahun di Jakarta.  Jokowi dikenal dengan kartu-kartu saktinya yang diadaptasi dari kebijakan saat menjabat Wali Kota Surakarta. Kartu itu adalah Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar yang menjadi program unggulan Jokowi saat itu.

Jokowi juga memulai pembangunan MRT dan LRT Jakarta. Lalu, ia dikenal sebagai gubernur yang sering blusukan. Bahkan dalam blusukannya, ia sempat terjun langsung ke gorong-gorong.

Jokowi saat itu pun melakukan penambahan beberapa armada bus Transjakarta untuk bisa memenuhi kebutuhan mobilisasi masyarakat yang ada di kawasan Jakarta. Setelah 2 tahun menjabat sebagai Gubernur Jakarta, Jokowi maju di Pilpres dan menang, sehingga posisinya dilanjutkan oleh wakilnya pada saat itu yaitu adalah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. 

Beberapa capaian-capaian Ahok pada saat memimpin Jakarta antara lain:

Ahok adalah gubernur pertama yang mencetuskan sistem parkir meter dengan 'Terminal Parkir Elektronik' yang ada di DKI Jakarta. Kebijakan itu dibuat untuk membenahi parkir-parkir liar yang ada di Jakarta. 

Selain itu, Ahok juga mulai membenahi tata kota dengan membangun dan membenahi rumah susun (rusun) bagi warga Jakarta. Pada saat itu juga gelombang pemindahan warga untuk bisa masuk ke dalam rusun  menjadi salah satu legacy Ahok yang cukup menjadi perhatian.

Ahok juga membangun ruang publik terpadu ramah anak seperti di kawasan Kemayoran, Sawah Besar, Harapan Mulia, dan beberapa lokasi-lokasi lainnya. Ia juga melanjutkan pembangunan MRT dan LRT Jakarta.

Kemudian, Ahok juga yang mempercepat pembangunan Simpang Susun Semanggi pada 2016 dengan anggaran mencapai Rp360 miliar. Simpang Susun Semanggi ini pun akhirnya rampung pada 2017 dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Selain itu dari sisi pelayanan publik, Ahok mereformasi anggaran dengan menerapkan e-budgeting dan e-katalog. Kebijakan ini dibuat untuk bisa memperkecil pintu korupsi dalam pengadaan barang dan jasa di DKI Jakarta.

Selanjutnya ada Anies baswedan yang menjabat Gubernur Jakarta pada 2017-2022. Anies Baswedan menggantikan Ahok sebagai Gubernur Jakarta setelah mengalahkannya di Pilkada Jakarta.

Di satu periode kepemimpinanannya, ada beberapa legasi dan kebijakan pembangunan. Pertama adalah pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) yang sudah dirasakan manfaatnya warga Jakarta sampai dengan sekarang.

Anies juga membangun Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) untuk bisa memenuhi ambisinya pada saat itu yakni Jakarta menjadi tuan rumah Formula E. Ambisi itu menjadi kenyataan dengan digelarnya edisi perdana dari Jakarta E-Prix 2022.

Anies juga merevitalisasi sejumlah fasilitas seperti trotoar di jalanan ibu kota, dan merevitalisasi Kota Tua Batavia yang sekarang kita kenal sebagai kawasan yang zero emisi.

Saat menjabat, Anies turut serta meresmikan MRT Jakarta yang pertama kali beroperasi pada 24 Maret 2019. Pada saat itu, Anies juga meresmikan jalur sepeda di Jakarta di mana saat itu minat warga Jakarta untuk bersepeda sedang tinggi. Anies pun membangun JPO Pinisi di Sudirman. 

Selain itu, Anies merealisasikan rumah dengan DP 0% yang merupakan janjinya saat kampanye sebagai Gubernur DKI Jakarta yang kini sudah berdiri. Salah satunya di kawasan Pondok Kelapa, Jakarta timur.

Kemudian, Anies memperluas program-program sebelumnya yang sudah ada seperti Kartu Jakarta Pintar dan Kartu Jakarta Sehat dengan membentuk KJP Plus dan KJS Plus untuk pendidikan dan kesehatan warga Jakarta.

Lalu, Anies melakukan integrasi transportasi di Jakarta melalui Jak Lingko dengan sistem pembayaran unik melalui kartu Jak Lingko. Kebijakan yang dibuat ini bisa menghubungkan berbagai moda transportasi di Jakarta mulai dari angkutan umum Jak Lingko, KRL, MRT, hingga LRT.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Silvana Febriari)