Jaksa Agung Libya menangkap delapan pejabat setempat sebagai bagian dari penyelidikan terhadap bencana banjir yang menewaskan ribuan warga Libya.
Kantor Kejaksaan Agung Libya menyatakan para pejabat setempat yang ditangkap itu diduga melakukan manajemen buruk dan lalai. Disebutkan juga bahwa para pejabat itu saat ini atau sebelumnya bertugas di kantor yang bertanggung jawab atas sumber daya air dan pengelolaan bendungan.
Setelah melakukan penyelidikan, Jaksa Agung Libya Al-Seddik al-Sur mengatakan dua bendungan di area hulu Derna telah mengalami keretakan sejak 1998 silam. Namun perbaikan yang dimulai oleh sebuah perusahaan Turki pada 2010 terhenti setelah beberapa bulan ketika Revolusi Libya 2011. Perbaikan bendungan tidak pernah dilanjutkan.
Berdasarkan data terbaru pemerintah Libya, jumlah korban tewas telah melampaui 3.800 orang. Sementara kelompok bantuan internasioal melaporkan 10 ribu orang masih hilang.
