Pada nota pembelaannya, Putri Candrawathi mengaku kesal dengan pernyataan yang menyebut dirinya sebagai perempuan tua yang mengada-ada, saat menceritakan peristiwa kekerasan seksual yang disebutnya dilakukan oleh Brigadir Yosua.
Putri mengaku lebih memilih akan merahasiakan kejadian kekerasan yang membuat dirinya trauma mendalam dan malu tersebut.
"Jika boleh memilih, rasanya mungkin lebih baik saya menutup rapat-rapat peristiwa yang saya alami tanggal 7 Juli 2022 itu. Karena bila saya menyampaikan kembali peristiwa yang sangat menyakitkan tersebut, semakin menghidupkan trauma mendalam dan malu dalam diri saya," ujar Putri saat membacakan pledoinya, Rabu (25/1/2023).
Dalam pledoinya tersebut, Putri juga menyebutkan bahwa di berbagai media dirinya dituduh berbohong dan melebih-lebihkan peristiwa yang terjadi. Putri juga menyebutkan bahwa dirinya dituding sebagai perempuan tua yang mengada-ada.