Saifullah • 29 December 2025 18:12
Meski sepi wisatawan mancanegara, aktivitas wisata di Pantai Kuta, Bali, mulai kembali hidup berkat meningkatnya minat wisatawan lokal untuk bermain surfing. Kondisi ini membuat pendapatan para penyedia jasa sewa papan surfing pun perlahan ikut membaik.
Suasana Pantai Kuta pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) tampak lengang. Hanya beberapa orang terlihat berselancar, dan tak banyak wisatawan asing yang berjemur seperti biasanya. Para pemilik jasa sewa papan surfing mengakui kondisi pantai yang kotor akibat banyaknya sampah kiriman menjadi salah satu penyebab utama menurunnya kunjungan turis asing.
Pendapatan para penyewa papan surfing pun sebelumnya turun drastis. Namun, kini wisatawan domestik yang mulai menyukai dan berani mencoba surfing kembali menggerakkan usaha mereka. Tarif sewa papan berkisar antara Rp200.000 hingga Rp250.000 per jam, sudah termasuk pendampingan instruktur sampai penyewa bisa berdiri di atas papan.
Sementara, untuk yang benar-benar ingin mahir bermain ombak, dibutuhkan waktu lebih lama dengan biaya yang juga berbeda. “Ini yang minat lokal karena liburan kan lokal kepingin dia belajar, lihat teman-temannya bisa berdiri begitu,” ujar salah satu pemilik usaha sewa papan surfing, Ketut Rentiu.
Ketut menjelaskan bahwa tarif yang ia patok untuk wisatawan lokal adalah Rp200.000 selama satu jama atau hingga bisa. Namun, jumlah penyewa masih terbatas. “Nyari 10 orang tidak bisa. Paling dua orang dah musim liburan gini,” katanya.
Adapun, pemilik usaha sewa lainnya, Jack Kuta, menambahkan bahwa minat wisatawan lokal kini terus meningkat. “Sekarang lokal sudah lumayan banyak. Hari ini lokal sudah empat orang, nanti bertahap lagi empat. Mudah-mudahan lebih dari 10 lah,” tuturnya. Meningkatnya antusiasme wisatawan lokal untuk berselancar membuat suasana wisata di Pantai Kuta Bali kembali bergairah sejak berkurangnya turis asing.