Presiden Prabowo Subianto menyoroti adanya pihak-pihak yang menonjolkan kebohongan di tengah bencana yang terjadi di Sumatra. Ia menyayangkan beredarnya narasi yang menyebut bahwa pemerintah tidak hadir menangani bencana yang melanda tiga provinsi di wilayah tersebut.
Hal itu diungkapkan Presiden Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin 15 Desember 2025. Presiden menilai ada motif politik di balik narasi tersebut. Bahkan, Prabowo menduga ada kekuatan dari luar yang tidak senang melihat Indonesia kuat. Oleh karena itu, Presiden meminta masyarakat waspada dengan upaya yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak senang dengan Indonesia.
Presiden Prabowo kemudian menegaskan bahwa sejak awal pemerintah hadir dan mengerahkan seluruh sumber daya untuk penanggulangan bencana di Sumatra. Pemerintah telah menerjunkan puluhan ribu personel, helikopter, hingga pesawat terbang untuk menjangkau daerah-daerah terisolir guna memenuhi kebutuhan logistik masyarakat terdampak, meski kondisi yang dihadapi tidaklah mudah.
"Dalam rangka ini, di tengah bencana, di tengah musibah, mereka yang ditonjolkan adalah kebohongan, ketidakbenaran. Dikatakan Pemerintah tidak hadir. Puluhan ribu dalam saat-saat yang pertama sudah dikerahkan ke situ. Kita lihat buktinya," tegas Prabowo.
Prabowo menilai narasi tersebut muncul karena kekhawatiran pihak tertentu melihat kekuatan pemerintah saat ini.
"Saya lihat sekarang ini mungkin ada pihak yang khawatir karena rakyat baru sekarang lihat Pemerintah Indonesia ini ternyata kuat. TNI kuat, Polri kuat, BNPB kuat, Basarnas kuat. Mampu kita kerahkan puluhan helikopter dalam waktu singkat, belasan pesawat terbang. Ada tempat-tempat yang tiap hari BBM diantar dengan pesawat terbang, dengan Hercules. Ini hanya bisa oleh negara yang kuat," lanjutnya.