Dua Pekan Bencana Sumatra, Elpiji Langka hingga Akses Masih Terisolasi

11 December 2025 22:02

Sudah memasuki pekan kedua pasca-bencana banjir bandang dan longsor yang menerjang tiga provinsi di Sumatra, masih banyak wilayah yang terisolir. Masih banyak juga penduduk yang terpaksa berjalan kaki sangat jauh melewati medan yang ekstrem demi mencari pasokan makan. Selain itu juga ada banyak peristiwa lain yang terjadi setiap saat dari titik-titik bencana Sumatra. 

Tumpukan Kayu Bikin Warga Khawatir Bencana Susulan

Ratusan kubik kayu terdampar di tepian Sungai Pinangsori di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara. Tumpukan kayu sepanjang 500 meter ini seolah menjadi ketakutan bagi warga karena khawatir tiba-tiba hanyut dan menghancurkan pemukiman mereka.

Menurut warga di sini, kayu-kayu ini diduga turun dari hulu sungai saat banjir besar menghantam desa pada akhir November 2025 lalu. Warga juga berusaha membersihkan kayu-kayu ini secara gotong royong. Namun jumlah yang terlalu banyak membuat pembersihan kayu-kayu ini sulit diselesaikan tanpa bantuan alat berat.

Warga Lewati Jalur Ekstrem Demi Dapat Makanan

Ratusan warga dari tiga desa di Kecamatan Ketol, Aceh Tengah, terpaksa melewati jalur curam untuk keluar dari daerah terisolir akibat banjir dan longsor yang mengepung desa-desa mereka. Para warga harus menyusuri tebing dan batuan yang curam demi mencari bahan makanan sambil menggendong anak dan berpegang tangan demi keamanan.

Warga terpaksa melakukan aktivitas ini karena stok makanan di desa mereka telah habis. Sedangkan pasukan bahan makanan tidak lancar sampai ke desa mereka karena jembatan utama hanyut di terjang banjir bandang.

Antre Elpiji Akibat Pasokan Minim Karena Banjir

Di Tapanuli Tengah, Sumatra Utara, ratusan warga mengantre untuk mendapatkan gas elpiji 3 kg. Antrean terjadi akibat pasukan gas elpiji berkurang begitu akses ke wilayah ini terputus akibat banjir dan longsor yang menerjang sejumlah wilayah Tapanuli Tengah.

Di tengah panas terik, para warga ini rela mengantri dan berdesak-desakan demi mendapatkan gas elpiji seharga Rp20.000. Kericuhan sempat terjadi ketika ada warga memprotes karena hanya boleh menukar satu tabung untuk satu keluarga.
 
Baca juga: Korban Banjir Aceh Tamiang Masih Butuh Bantuan Pangan dan Air Bersih

Korban Banjir di Aceh Tenggara Berebut Baju Layak Pakai

Beginilah suasana di sebuah tempat pengungsian korban banjir dan longsor di Desa Leuser, Kabupaten Aceh Tenggara, ketika para korban bencana saling berebut pakaian bekas. Tidak hanya ibu-ibu, bahkan anak-anak dan bapak-bapak juga ikut mencari pakaian yang masih layak pakai. 

Walau berupa pakaian bekas, namun para warga ini sangat bahagia karena banyak di antara mereka yang hanya menyisakan sehelai baju di badan saat banjir bandang menerjang rumah mereka.

Selain pakaian, warga juga berharap ada bantuan berupa pakaian sekolah dan juga perlengkapan belajar agar anak-anak bisa tetap bersekolah demi menatap masa depan.

Alat Berat Bekerja Nonstop Buka Akses di Bener Meriah

Di Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh, alat berat bekerja siang dan malam untuk membuka akses darat yang terputus akibat banjir bandang dan longsor. Alat berat diterjunkan di sejumlah titik di kawasan pegunungan ini agar penduduk yang sempat terisolir akibat bencana segera dapat dijangkau.

Di lokasi ini, longsor telah menutup sedikitnya 8 titik. Namun keterbatasan jumlah alat berat serta pasokan bahan bakar yang minim membuat pekerjaan perjalanan lambat. Akibatnya akses ke sejumlah desa masih terputus dan terisolid. 

Demi mendapatkan bantuan dan makanan, masyarakat harus berjalan kaki sangat jauh dengan melewati jalur yang cukup ekstrem. 

Relawan Tempuh Jalur Darurat untuk Salurkan Bantuan

Pemerintah dan relawan terus berupaya memberikan bantuan logistik ke daerah-daerah yang masih terisolir akibat bencana alam di Sumatra. Salah satunya relawan Palang Merah Indonesia (PMI) di Kabupaten Agam, Sumatra Barat, yang terus berupaya menyalurkan bantuan logistik meski akses ke lokasi masih terputus. 

Para relawan menggunakan sepeda motor dan berjalan kaki melewati jalur ekstrem untuk menjangkau desa-desa yang masih membutuhkan bantuan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Anggie Meidyana)