Selamat Jalan Sahril Helmi: Kisah di Balik Pencarian

11 February 2025 14:01

Manajer Peliputan Redaksi Metro TV Pramono Hari membagikan kisahnya dalam operasi pencarian jurnalis Metro TV Sahril Helmi yang hilang di perairan Gita, Tidore, Maluku Utara. Pramono menuturkan proses pencarian Sahril sangat dramatik dan penuh perjuangan.

 

“Hari ini masih terasa haru, saya masih merasakan atmosfer keharuan saat jasad Sahril ditemukan. Kami mendapat informasi hilangnya Sahril pada Senin, 3 Februari 2025, pagi. Kapal SAR yang meledak itu terjadi pada Minggu, 2 Februari 2025, malam. Saat itu juga kami mencari tiket pesawat tercepat ke Ternate, namun tidak ada jadwal tercepat ada di Selasa dini hari,” ungkapnya di Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, Selasa, 11 Februari 2025.

 

“Kami berangkat dengan semangat mencari saudara kami. Banyak hal yang kami hadapi dalah satunya cuaca buruk. Saat kami berangkat, BMKG menyatakan seluruh wilayah Maluku Utara itu ‘merah’ artinya cuaca buruk, laut sedang tidak bagus, tapi kami tetap melakukan pencarian,” sambungnya.

 

Sehari setelahnya, tim pencari melanjutkan operasi pencarian Sahril. Naas, ombak sangat tinggi menerjang kapal dan menyobek atap buritan kapal.
 

Baca: Kecelakaan Speedboat di Perairan Kaltara, 3 Orang Hilang dan 4 Meninggal

 

“Di hari Rabu, 4 Februari 2025, Kapal Basarnas KM Basarnas Pandu Dewanata diterjang ombak tinggi. Atap di buritan robek dibuatnya. Kapten menyatakan tidak bisa meneruskan pencarian. Kami harus kembali ke homebase,” tuturnya.

 

Esoknya, tim pencari kembali berangkat ke titik operasi. Kali ini alam mengirim ujian dalam bentuk lain. Sebatang kayu dari lautan menabrak kemudi kapal hingga rusak.

 

“Pada Kamis, 5 Februari 2025, kami berangkat lagi ke titik operasi SAR. Kami bergumam ada saja gangguannya. Saat itu ada batang kayu yang menabrak kemudi kapal sehingga kemudi rusak dan harus ditarik. Proses pencariannya begitu berliku, tapi seluruh tim tetap semangat, mencari saudara kita Sahril Helmi,” jelasnya.

 

Pada hari ketujuh pencarian, warga di Pulau Bacan melaporkan adanya penemuan jasad di Pantai Sabatang, di Desa Sabatang, Bacan Timur, Halmahera Selatan. Saat dievakuasi, benar saja jasad itu diduga adalah Sahril.

 

“Pada hari ketujuh yang mana merupakan hari terakhir operasi pencarian, Sahril ditemukan,” ucapnya.

 

Reporter Metro TV Andre Septian ditugaskan meliput operasi pencarian rekannya yang hilang di perairan Malut Sahril Helmi. Baginya, kehadiran orang tua Sahril menjadi semangat dalam pencarian Sahril

 

“Bagi saya hadirnya orang tua Sahril, Pak Hemi dan Ibu Fitri menjadi semangat bagi kami semua untuk bisa menemukan keberadaan almarhum. Setiap hari saya menemani keduanya, merasakan langsung kesedihan mereka yang meratap di anjungan kapal ke laut lepas memanjatkan doa agar bisa menemukan Sahril,” kata Andre.

 

“Kedua orang tua Sahril menjadi semangat bagi saya dan rekan saya kameramen untuk mengabadikan pencarian Sahril. Kami mencari Sahril dari titik kejadian meledaknya kapal sampai menyisir ke Selatan,” jelasnya.

 

Andre menjelaskan selain kapal-kapal yang digunakan petugas gabungan untuk mencari Sahril seperti KM Basarnas Pandu Dewanata, KRI Tatihu, KRI 873 Mata Bongsang, dan Polairud, para keluarga dan nelayan turut mencari Sahril Helmi di pesisir menggunakan kapal-kapal kecil mereka.

 

“Hal ini sangat menggugah emosi kami agar bisa sesegera mungkin menemukan Sahril,” tuturnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Diva Rabiah)