Jakarta: Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) telah menetapkan status kejadian luar biasa atau KLB Campak di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Sebanyak 2.035 kasus campak terdeteksi dan 17 orang meninggal dunia.
Selama tiga pekan ke depan, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep akan melakukan tindakan ORI atau outbreak response immunization yang berarti imunisasi respons kejadian luar biasa atau KLB.
Sebanyak 78 ribu lebih anak usia sembilan bulan hingga enam tahun di Kabupaten Sumenep akan menjadi target vaksinasi campak serentak pada 25 Agustus 2025 hingga 14 September. Ada 9.825 vial vaksin campak untuk program imunisasi massal yang akan didistribusikan secara bertahap.
Pelaksanaan vaksin campak akan memakan waktu yang tidak sebentar, mengingat Sumenep merupakan kabupaten terluas dengan kepulauan terbanyak di Jawa Timur. Namun, dipastikan pelaksanaan vaksin akan dilakukan secara menyeluruh.
| Baca juga: Tangani Penyebaran KLB Campak, 9.825 Vaksin MR Disalurkan ke Sumenep |
Pemerintah daerah mengimbau seluruh orang tua yang memiliki anak dalam rentang usia target untuk segera membawa buah hatinya ke fasilitas kesehatan terdekat. Partisipasi aktif masyarakat diharapkan dapat mempercepat penanggulangan wabah dan mencegah jatuhnya korban jiwa lebih lanjut.
Selain imunisasi massal, Pemprov Jatim juga menggelar pelatihan epidemiologi KLB PD3I bagi seluruh puskesmas, serta memperluas jejaring koordinasi dengan daerah lain di Madura Raya dan Surabaya Raya.
"Penting juga melibatkan Surabaya Raya untuk mencegah campak agar tidak menyebar ke daerah lain. Bersamaan dengan itu kita juga langsung bergerak cepat memasifkan imunisasi terutama anak-anak,” jelas Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Waspada penyebaran campak
Campak adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus yang termasuk dalam genus Morbillivirus dari famili Paramyxoviridae.
Gejala campak muncul 7-14 hari setelah terinfeksi, dimulai dengan demam tinggi, batuk, pilek, dan mata merah (konjungtivitis), diikuti oleh munculnya bintik Koplik di mulut sebelum ruam merah yang menyebar dari wajah ke seluruh tubuh
Campak dapat menular melalui percikan liur (droplet) saat batuk, bersin, atau berbicara, serta melalui udara yang terkontaminasi virus Morbili di ruangan tertutup hingga dua jam setelah penderita ada di sana.
Sementara pencegahan dan pengobatan campak, yaitu melakukan isolasi mandiri bagi kasus ringan selama tujuh hari. Sementara pasien dengan gejala berat harus segera dibawa ke rumah sakit. Untuk melakukan pencegahan terhadap campak yaitu dengan vaksinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella) dan konsumsi vitamin A.
Sumber: Redaksi Metro TV