30 January 2024 11:42
Jakarta: Relawan calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan meluangkan waktu dan tenaga selama satu tahun terakhir untuk menyusun buku ‘Anies Baswedan The Rising Star’.
Buku yang ditulis oleh Samsul Muarif sama sekali tidak bertendensi mengarahkan masyarakat, khususnya para pembaca, agar memilih Anies dalam pemilu pada hari-H nanti.
Samsul menerangkan tujuan di balik penerbitan buku hanya untuk memberikan satu perspektif dalam membaca tokoh Anies di tengah pusaran perpolitikan nasional, khususnya menjelang pemilu. Buku ini juga menggambarkan rekam jejak Anies di mata media internasional.
Deputi Komunikasi dan Media Timnas AMIN, Saur Hutabarat menyebut Anies adalah calon preaiden yang paling berpikiran internasional.
“Isu yang sering dibawakan media massa, yakni menyangkut hubungan AS dan Tiongkok. Ini pertanyaan paling serius, pemerintahan sekarang lebih cenderung ke Tiongkok ketimbang negatra lain,” ungkap Saur dalam perilisan buku Anies Baswedan The Rising Star, di markas Timnas AMIN, Jakarta, Senin, 29 Januari 2024.
Saur membeberkan Anies merespons pertanyaan dari media internasional dengan melihat politik luar negeri itu punya nilai. “Maka kebijakan politik yang bebas bisa lebih tegas dan jelas sikapnya,” tegas Saur.
Saur juga menyatakan Anies ingin menjadikan Indonesia warga dunia. Bukan warga asia tenggara, kata Saur, tetapi warga dunia.
“Mengenai masalah Laut Cina Selatan, berbagai kepentingan berbagai pihak pasti ada, maka jelaslah yang penting berdialog dengan yang ounya kepentingan di situ dan tetap berpegang pada bangsa yang ingin jadi warga dunia,” tandasnya.
Sementara itu, Co-kapten Timnas AMIN, Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong, mengungkapkan bahwa Anies lebih menjunjung tinggi nyawa manusia di atas segala-galanya.
“Kalau ada benturan antara nyawa dan industri yang harus mengalah ya industri. Contoh polusi bisa merusak nyawa itu udah gak benar dan itu melanggar nilai kita yang menjunjung myawa di atas segala-galanya,” tegas Tom.
“Internasionalisme itu snagat penting. Mengutip presiden Soekarno mengatakan bahwa nasionalisme tidak subur jika kita hidup di dalam taman sari internasionalisme. Sebaliknya internasionasime tidak subur jika tidak mengakar di bumi nasionalisme,” pungkas Tom