Ribuan pelajar di Kota Surakarta, Jawa Tengah (Jateng) menggelar aksi menunjukkan dukacita mendalam atas wafatnya Paus Fransiskus. Para pelajar tersebut adalah murid dari Sekolah Dasar (SD) Panghode Luhur ST Timotius Surakarta.
Dalam aksi ini, ribuan murid tersebut diikutsertakan berjalan berarak-arakan dari kompleks sekolah menuju Gereja Katolik Santo Antonius Purbayan. Sepanjang jalan, mereka berjalan beriringan seraya menaburkan bunga dan masing-masing membawa setangkai bunga foto Paus Fransiskus. Tidak hanya itu, mereka juga mengalunkan lagu pujian.
Aksi tersebut diketahui sekaligus memberikan doa untuk Paus Fransiskus. Koordinator Sekolah, Bruder Andrias Purwanto FIC menyebut aksi ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa bahwa pemimpin tertinggi Katolik telah meninggal dunia. Maka, sebagai
umat Katolik, sudah sepatutnya memberikan penghormatan serta mendoakan.
"Tujuan khususnya, supaya anak-anak tahu pimpinan gereja tertinggi meninggal. Lalu akhirnya sebagai seorang umat, seorang yang beriman, karena kita sekolah Katolik, supaya anak-anak menghormati lalu juga
mendoakan," ujar Andrias seperti dikutip dari
Metro Pagi Primetime Metro TV, Kamis, 24 April 2025.
Andrias menjelaskan,
aksi ini juga sebagai wujud rasa dukacita mereka atas berpulangnya Paus Fransiskus sekaligus untuk mengenang keteladanan dari sang pemimpin tertinggi Katolik. Dalam hal ini, pelajaran tentang kesederhanaan dan cinta damai dari Paus Fransiskus menjadi pesan penting bagi para murid.
Paus Fransiskus meninggal pada Senin, 21 April 2025 pagi waktu Roma. Dia diketahui meninggal di umur 88 tahun karena menderita penyakit
bronkitis kronis. Sebelumnya, Dia sempat dirawat di rumah sakit dan keluar pada 23 Maret 2025 lalu.
Semasa hidupnya, Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok yang sangat sederhana. Dari kesederhanaannya tersebut, Dia bahkan memilih untuk menginap di Kedutaan Besar (Kedubes) Vatikan saat melakukan kunjungan apostoliknya ke Indonesia dan menolak tawaran fasilitas
hotel mewah yang ditawarkan.
Saat berkunjung ke Indonesia, Paus Fransiskus juga menggunakan mobil yang sangat sederhana. Dengan tulus dirinya menyapa masyarakat dan umat di Indonesia dengan menurunkan jendela mobil yang dia naiki. Bahkan ketika Paus Fransiskus baru saja tiba di Indonesia setelah perjalanan panjang dari Vatikan, Dia menyempatkan diri menerima tamu dan bertemu dengan anak-anak serta
pengungsi dari kaum terpinggirkan.
Dari kesederhanaannya itulah, masyarakat Indonesia berbondong-bondong menuju Kedubes
Vatikan untuk melihat sosok pimpinan tinggi umat katolik itu. Dia juga sempat memberikan doa kepada ibu hamil yang menghampirinya dan menyapa anak-anak yang menunggu dirinya ke Kedubes Vatikan, padahal saat itu dirinya akan beristirahat.
(Zein Zahiratul Fauziyyah)