NEWSTICKER

Tidak Memilih Langsung, Kedaulatan Rakyat Terpasung

20 February 2023 07:42

Gerakan reformasi meletakkan kekuasaan rakyat pada hierarki tertinggi. Sebagai implementasi, sistem pemilu berubah menjadi proporsional terbuka pascareformasi. Namun tengah muncul wacana memundurkan demokrasi. Salah satunya, mengembalikan proporsional terbuka menjadi tertutup. Persis seperti pemilu pada era orde baru.

Gerakan reformasi membawa napas baru bagi demokrasi di negeri ini. Selama 32 tahun rezim orde baru berkuasa, sistem politik Indonesia dirancang untuk menguntungkan kelompok penguasa. Karena tidak memilih wakil dan pemimpinnya secara langsung, kedaulatan rakyat pun terpasung.

Sentralisasi menumbuhkan oligarki. Ekonomi dan kekuasaan di monopoli dan hanya dapat diakses melalui jaringan kroni. Namun pascareformasi, muncul kekuatan politik dengan bermacam variasi, nasionalis, religius, buruh dan sebagainya. Sistem pemilu juga mengalami transformasi. Untuk pertama kali, sejak negara Indonesia berdiri, rakyat dapat memilih langsung nama caleg yang disukai.

Selama orde baru berkuasa,sistem pemilu disebut proporsional tertutup. Rakyat hanya dapat mencoblos nomor, nama atau tanda gambar satu dari tiga peserta pemilu. Namun, mulai pemilu 2004 sistem pemilu berubah 180 derajat. Dengan sistem proporsional terbuka, maka rakyat dapat memberi suara langsung pada caleg yang disuka.