Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati Tuai Sorotan

Rencana pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang kembali mencuat menuai sorotan. Pasalnya, sinyal sajian ala nasi goreng itu disampaikan Megawati pada HUT PDIP 10 Januari 2025 lalu justru dikaitkan dengan kondisi PDIP pasca-Pilkada Serentak 2024 

"Saya bilang ‘Mas kita kan boleh dong, saya ketua umum, kamu ketua umum. Kalau kamu dibegitukan melihat anak buah kamu dibegitukan apa rasanya sebagai ketum? Pasti perasaan kita sama'," kata Megawati.

"Bukan sombong. Padahal. dia senang saya masakin nasi goreng. Sudah lama ada yang ngomong 'Bu ada yang sudah minta nasi goreng'. Loh aku lagi mumet anak-anakku banyak enggak jadi," imbuhnya.

Adapun politikus senior PDIP Sidarto Danusubroto yang mengaku sebagai mediator pertemuan itu membuka peluang kedua tokoh bertemu pada bulan ini. Untuk kepastian pertemuan, mantan ajudan Bung Karno itu menyatakan Prabowo dan Megawati akan menunjuk mediator untuk mengatur waktu dan tempat pertemuan.

"Beliau (Prabowo) punya hubungan baik sejak pulang dari Yordania, itu kan yang minta Taufik Kiemas dan Mega," ujar Sidarto.
 

Baca juga: Menanti 'Nasi Goreng' Megawati untuk Prabowo

Sementara bagi analis politik Adi Prayitno, sulit mengaitkan persoalan hukum Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto diselesaikan dengan pertemuan antar elite partai politik. Meski demikian, publik pun sulit memaknai rencana pertemuan Prabowo-Megawati tersebut tak ada kaitannya dengan posisi PDIP di pemerintahan Prabowo-Gibran.

"Hanya PDIP per hari ini sikap politiknya itu menjadi sangat misterius. Apakah PDIP itu akan berada di luar kekuasaan ataukah dia akan menjadi oposisi seperti di zamannya SBY. Hal-hal yang semacam ini tentu paling banyak ditunggu oleh publik. Kira-kira kapan pertemuan antara Prabowo Subianto dan Megawati itu akan diwujudkan," ucap Adi.