Malang: Menjelang Iduladha, keberkahan tidak hanya dirasakan oleh para petani dan peternak hewan kurban. Para perajin besek bambu di Kota Malang juga turut merasakan berkah yang sama. Mereka kebanjiran pesanan besek bambu yang digunakan sebagai wadah daging kurban, menggantikan kantong plastik sekali pakai.
Di sebuah rumah di kawasan Perumahan Sawojajar, Kota Malang, belasan ibu rumah tangga tampak sibuk merangkai bilah bambu menjadi besek. Rumah ini disulap menjadi bengkel kerja sementara yang dikelola oleh pasangan suami istri Pringga Aditiawan dan Luminas Dias.
Sejak dua pekan terakhir, mereka telah menerima ratusan pesanan besek dari berbagai pihak. Mulai dari takmir masjid, perusahaan swasta, hingga instansi pemerintah.
Besek bambu dipilih karena dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkan kantong plastik. Terlebih plastik hitam yang kini dilarang digunakan untuk membungkus daging kurban.
“Biasanya besek ini yang terbaru itu dari Rumah Sakit Haji Surabaya mintanya besek yang ukurannya gede-gede. Enggak umum sih sebenarnya, yang umum itu dua kiloan, biasanya untuk tempatnya daging. Karena kita juga mempromosikan, karena kan sekarang enggak boleh tuh pakai kresek warna hitam,” ujar perajin besek bambu, Pringga Aditywan dikutip dari
Newsline Metro TV pada Selasa, 3 Juni 2025.
Meningkatnya permintaan turut mendorong perubahan tren ukuran besek, dari yang sebelumnya hanya 2,5 kilogram menjadi 5 kilogram. Untuk memenuhi lonjakan pesanan, para perajin pun menambah pekerja lepas, terutama ibu-ibu rumah tangga di sekitar kawasan. Mereka diberi bahan mentah dan diberi kebebasan untuk merangkai besek dari rumah masing-masing.
Tak hanya berbentuk kotak standar, berbagai varian besek juga ditawarkan untuk melengkapi hantaran daging kurban. Harganya cukup terjangkau, mulai dari Rp2.000 hingga Rp10.000 tergantung ukuran dan model.
(Tamara Sanny)