Purbaya Utak-Atik Cukai Rokok Demi Perbesar Penerimaan Negara

23 September 2025 20:02

Petani tembakau hingga pelaku industri menunggu kebijakan cukai hasil tembakau dari Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Purbaya sempat mengemukakan kenaikan tarif cukai rokok yang berlaku saat ini terlampau tinggi.

Pernyataan mengejutkan soal tingginya tarif cukai rokok di Indonesia dilontarkan Menkeu Purbaya. Ia kaget dengan persentasi cukai rokok yang saat ini mencapai 57 persen. Padahal jika tarif cukai diturunkan, penerimaan negara justru akan lebih besar.

Industri Rokok Kuat, Penerimaan Negara Gendut 

"Cara mengambil kebijakan yang agak aneh saya. Saya tanya kan supaya (untung dari) rokok gimana? Sekarang berapa rata-rata? 57 persen? Tinggi amat. Terus kalau turun gimana? Ini bukan saya turun bukan mau turunkan ya. Cuman diskusi. Kalau turun gimana? Kalau turun makin banyak income-nya. Loh, kenapa dinaikan kalau begitu?," ucapnya pada Jumat, 19 September 2025.

Purbaya memahami tujuan dari tingginya tarif cukai rokok adalah untuk menekan konsumsi rokok nasional dan mengecilkan industrinya. Namun, Purbaya menilai kebijakan cukai hasil tembakau selama ini belum dilakukan secara optimal.
 
Baca: Purbaya ke Said Abdulllah: Saya Tantang Subsidi Minyak Goreng 5 Liter Tidak Berani

Menurutnya, regulasi tersebut tidak memperhitungkan jumlah tenaga kerja yang berpotensi terdampak di sektor tersebut. 

"Kita enggak bisa punya program yang bisa menyerap tenaga kerja yang menganggur. Industri (rokok) itu enggak boleh dibunuh. Kan hanya ini menimbulkan orang susah saja. Tapi memang harusnya dibatasi merokok itu. Paling tidak masyarakat mengerti risiko rokok itu seperti apa," sambungnya.

Purbaya akan Habisi Rokok Ilegal

Lebih dari sekedar cukai, ternyata ada ancaman serius bagi industri rokok domestik, yakni peredaran rokok ilegal. Purbaya berjanji akan mengambil tindakan tegas untuk melindungi pasar industri rokok lokal. Menteri Keuangan telah meminta platform e-commerce untuk segera menghentikan penjualan rokok ilegal dan akan menindak tegas jika masih ditemukan.

"Akan kita mulai kerja satu-satu. Kan enggak fair kan kita menarik ratusan triliun pajak dari rokok sementara
market mereka tidak dilindungi. Kita membunuh industri. Masuk rokok palsu dari Tiongkok atau dari luar negeri. Di sana kerja, di sini dibunuh, sama saja. Mendingan gue hidupin yang sini. Yang di sana dibunuh," ucapnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Diva Rabiah)