Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN Berkomitmen Perkuat Kolaborasi

Menkeu Sri Mulyani. Foto: Medcom.

Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN Berkomitmen Perkuat Kolaborasi

Arif Wicaksono • 26 August 2023 14:54

Jakarta: Di bawah Keketuaan ASEAN Indonesia, Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia menyelenggarakan the 10th ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM), pada 25 Agustus 2023 di Jakarta.

Keketuaan ini dipegang oleh Indonesia ketika dunia sedang menghadapi berbagai tantangan ekonomi, sosial, dan politik yang berakibat pada penundaan pemulihan ekonomi pascapandemi covid-19.

ASEAN di bawah keketuaan Indonesia harus mampu merumuskan kebijakan dan strategi bersama yang mampu menjawab tantangan-tantangan tersebut sekaligus melanjutkan upaya-upaya perbaikan isu-isu fundamental yang berdampak pada kemajuan kawasan jangka panjang.

Pertemuan kali ini merupakan pertemuan lanjutan yang bertujuan untuk memantau dan memperbarui perkembangan berbagai capaian dalam Priority Economic Deliverables (PED) dan untuk mendiskusikan isu-isu terkini yang menjadi perhatian utama bagi negara-negara anggota ASEAN.

Tiga PED di bawah kerangka kerja sama sektor keuangan terdiri dari:

(i) Mendorong pemulihan dan memastikan stabilitas dan ketahanan keuangan dan ekonomi (Recovery-Rebuilding.
(ii) Memajukan konektivitas pembayaran, mendorong literasi, dan inklusi keuangan digital untuk mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif (Digital Economy).
(iii) Mempromosikan pembiayaan transisi untuk mendukung keuangan berkelanjutan dan ekonomi hijau (Sustainability).

Pertumbuhan ekonomi ASEAN terus menjadi bright dan rare spot di ekonomi global. Ekonomi ASEAN diprediksi tumbuh 4,5 persen tahun ini, lebih tinggi dari pertumbuhan global.

Sementara, inflasi diperkirakan akan tetap tinggi di beberapa negara anggota ASEAN, namun relatif lebih rendah dibandingkan dengan kawasan lain. ASEAN telah mampu menjaga tingkat suku bunga dan depresiasi nilai tukar di kawasan di tengah peningkatan suku bunga global.

Fundamental ekonomi ini menunjukkan ketahanan ASEAN terhadap guncangan global serta konsistensi perkembangan ekonomi kawasan untuk menjadi pusat pertumbuhan (epicentrum of growth).

Dalam pertemuan ini, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral mendiskusikan bagaimana ASEAN mampu secara strategis menjaga momentum dan secara kolektif menavigasi tantangan yang masih terjadi. Tantangan tersebut seperti peningkatan tensi geopolitik, kenaikan tekanan utang dan keterbatasan ruang kebijakan, fragmentasi global, isu terhadap ketahanan pangan dan energi, penurunan tingkat perdagangan global, ancaman kemajuan teknologi, serta risiko perubahan iklim.

“Pertemuan menitikberatkan pada pentingnya memperkuat bauran kebijakan makroekonomi di negara anggota ASEAN dengan menggunakan seluruh instrumen yang ada untuk memastikan stabilitas ekonomi kawasan. Pertemuan ini juga menekankan pentingnya kebijakan yang terkoordinasi dengan baik untuk mengatasi berbagai risiko yang ada,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Penutupan AFMGM, Sabtu, 26 Agustus 2023.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan Bank Sentral ASEAN memiliki komitmen dan memberikan dukungan sepenuhnya dalam mewujudkan integrasi kawasan ASEAN melalui inisiatif Local Currency Transaction (LCT) dan Regional Payment Connectivity (RPC).

"Kedua inisiatif tersebut juga telah dituangkan sebagai bagian dari kesepakatan Leaders' Declaration pada ASEAN Summit Mei 2023 di Labuan Bajo, dan sudah mulai memasuki tahapan implementasi.” tegas dia.

ASEAN dorong kolaborasi

Keketuaan tahun ini juga menandai upaya ASEAN di jalur keuangan untuk meningkatkan kolaborasi dengan badan-badan sektoral lainnya dalam forum ASEAN. Inisiatif ini penting dalam mengatasi tantangan global dan regional yang muncul melalui upaya bersama melalui pendekatan lintas sektoral.

Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral membahas dua agenda yang diperluas untuk kolaborasi lintas sektoral, yaitu kolaborasi Keuangan-Kesehatan dan Ketahanan Pangan.

Pada isu Keuangan-Kesehatan, Pertemuan Gabungan Menteri Keuangan dan Kesehatan yang pertama berhasil dilaksanakan kemarin. Pertemuan ini menetapkan langkah untuk melanjutkan kerja sama dan kemajuan dalam lanskap kesehatan dan keuangan kawasan ASEAN.

Para Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan menyadari adanya kesenjangan pendanaan yang signifikan dalam pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi (PPR) di Asia Tenggara seperti yang dilaporkan oleh studi yang dilakukan oleh ADB dan potensi untuk memobilisasi modalitas pendanaan di kawasan, termasuk Dana Respons ASEAN untuk covid-19 dan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Lainnya serta Penyakit Baru.

Pada isu ketahanan pangan, negara-negara ASEAN berkomitmen untuk meningkatkan keterlibatan sektor keuangan dalam memastikan ketahanan pangan kawasan dan global dengan memperkuat kolaborasi lintas sektoral.

Hal ini bertujuan untuk:

(i) Meningkatkan kebijakan untuk mengurangi tantangan ketahanan pangan.
(ii) Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan makanan sehat.
(iii) Meningkatkan akses keuangan bagi UMKM dan petani kecil untuk mendorong ketahanan pangan.
(iv) Meningkatkan fasilitas perdagangan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)