Penurunan Ekspor Indonesia Sinyal Melemahnya Ekonomi Global

Ekspor Indonesia. Foto: MI.

Penurunan Ekspor Indonesia Sinyal Melemahnya Ekonomi Global

Arif Wicaksono • 18 July 2023 12:25

Jakarta: Indonesia mengalami penurunan nilai ekspor bulanan di Juni, dengan penurunan sebesar USD1,1 miliar menjadi USD20,6 miliar dibandingkan dengan USD21,7 miliar di Mei. Sehingga menghasilkan kontraksi sebesar 21,2 persen YoY (vs ekspansi satu persen  YoY di Mei).

Demikian pula, nilai impor menurun secara signifikan bahkan lebih signifikan, sebesar USD4,1 miliar menjadi USD17,2 miliar (vs USD21,3 miliar di Mei), menunjukkan kontraksi 18,3 persen YoY (vs ekspansi 14,4 persen YoY di Mei).

Akibatnya, surplus neraca perdagangan melonjak menjadi USD3,5 miliar di Juni (vs USD440 juta di Mei), melampaui estimasi konsensus sebesar USD1,16 miliar.

Pada paruh pertama 2023, Indonesia mencapai surplus perdagangan sebesar USD19,9 miliar (vs. USD24,9 miliar pada enam bulan 2023. Sepanjang enam bulan 2023, baik total aktivitas ekspor maupun impor melemah dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Ekspor kumulatif Indonesia pada periode yang sama mencapai USD128,7 miliar (vs USD141,2 miliar pada periode yang sama di 2022), mewakili kontraksi 8,8 persen YoY. Demikian pula, impor kumulatif mencapai USD108,7 miliar (vs USD116.2 miliar di enam bulan 2022), menunjukkan kontraksi 6,4 persen YoY.

"Berdasarkan analisis kami, meskipun terdapat surplus perdagangan yang signifikan, angka ekspor dan impor yang lesu di Juni menunjukkan perlambatan ekonomi global dan domestik yang lebih luas," tegas Mirae Sekuritas, Selasa, 18 Juli 2023.

Tren penurunan ini dapat berlanjut dalam beberapa bulan mendatang, terutama mengingat lemahnya prospek ekonomi global pada paruh kedua 2023. Data yang lemah menggarisbawahi perlambatan ekonomi global dan domestik

Pada Juni, ekspor bahan bakar mineral (tidak termasuk minyak dan gas) turun menjadi USD3,4 miliar (vs USD3,8 miliar pada Mei), menunjukkan kontraksi 34,4 persen YoY. Sebaliknya, ekspor lemak dan minyak nabati meningkat menjadi USD2,7 miliar di Juni (vs USD1,9 miliar di Mei), menunjukkan kontraksi 18,8 persen YoY.

Sedangkan untuk impor, sektor konsumsi dan barang setengah jadi mengalami kontraksi masing-masing sebesar 6,6 persen YoY dan 23,8 persen YoY. Selain itu, tingkat pertumbuhan impor barang modal melambat menjadi 4,1 persen YoY (vs 60,3 persen YoY di Mei).

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)