Thailand Pangkas Pertumbuhan Ekonomi di 2023

Bangkok: Kementerian Keuangan Thailand telah menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi 2023 negara itu menjadi 3,5 persen dari 3,6 persen yang diproyeksikan sebelumnya. Hal ini karena pariwisata mempertahankan kekuatan tetapi permintaan global yang lemah menghambat ekspor.

Kepala Kantor Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Thailand Pornchai Thiraveja menuturkan ekspor, pendorong utama ekonomi Thailand, diperkirakan berkontraksi 0,8 persen tahun ini, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya untuk penurunan 0,5 persen,

Kementerian memperkirakan dampak kecil dari penundaan anggaran untuk tahun fiskal 2024 mulai Oktober 2023, karena Thailand belum membentuk pemerintahan baru setelah pemilihan nasional pada Mei.

Jika anggaran 3,35 triliun baht (USD97,44 miliar) ditunda selama enam bulan. Anggaran itu akan memengaruhi pertumbuhan PDB sebesar 0,05 poin persentase, dan sebesar 0,07 poin jika penundaan sembilan bulan.

"Anggaran saat ini akan digunakan untuk sementara waktu, pemerintah belum berhenti bekerja," katanya, seraya menambahkan hal itu akan membantu meringankan dampak ekonomi.

Parlemen Thailand pada Selasa menunda pemungutan suara untuk perdana menteri berikutnya oleh dua majelis legislatif, karena kebuntuan politik berlarut-larut lebih dari dua bulan setelah pemilihan.

Perekonomian terbesar kedua di Asia Tenggara ini didukung oleh peningkatan konsumsi domestik dan pemulihan di sektor pariwisata. Perekonomian tumbuh 2,7 persen lebih dari perkiraan pada kuartal pertama dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi tahun lalu adalah 2,6 persen.

Kementerian Keuangan mempertahankan perkiraan 29,5 juta kedatangan turis asing tahun ini, tetapi sedikit menurunkan perkiraan pengeluaran turis asing menjadi 1,25 triliun baht dari 1,3 triliun baht.

Prapandemi 2019 mencatat rekor hampir 40 juta turis asing, yang menghabiskan 1,91 triliun baht (USD55,43 miliar). Sebelum pandemi, pariwisata menyumbang sekitar 12 persen dari PDB.