Ilustrasi. FOTO: Kemenkeu
Candra Yuri Nuralam • 25 July 2023 16:04
Jakarta: Indonesia dinilai tidak akan terkena masalah gagal sistemik. Sebab, putaran belanja di sektor pendidikan dan kesehatan di Tanah Air masih dalam kondisi baik dan stabil. Diharapkan ke depan postur perekonomian pun diharapkan membaik dari waktu ke waktu seiring upaya pemulihan yang terus digenjot.
"Indonesia sendiri masih sangat jauh dari konteks gagal sistemik ini. Dari sisi belanja kesehatan dan pendidikan, mungkin, hampir dua kali lipat dari bayar bunga pinjaman tiap tahunnya," kata Direktur Eksekutif The Prakarsa AH Maftuchan, Selasa, 25 Juli 2023.
Gagal sistemik merupakan kondisi saat pembayaran bunga utang negara lebih dibandingkan dengan biaya kesehatan. Indonesia diyakini belum mencapai titik itu. Kabar negara gagal sistemik ini menjadi perbincangan hangat usai Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis laporannya. Data yang diberikan itu dinilai cuma aspek risiko yang diprediksi.
"Yang disampaikan PBB soal negara gagal sistemik itu lebih ke aspek risiko yang sistematis. Konteksnya adalah risiko sistematis pada global financial system atau di International Financial Architecture atau IFA," ucap Maftuch.
Maftuch menjelaskan pembayaran bunga utang Indonesia mencapai Rp386,3 triliun pada 2022. Di sisi lain, belanja pendidikan dan kesehatan mencapai Rp649,3 triliun pada tahun yang sama. "Data ini menunjukkan belanja kesehatan dan pendidikan sudah otomatis jauh dari angka total pembayaran bunga utang kita tiap tahun," ujar Maftuch.
Dia meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan kabar yang menyebut Indonesia bakal menjadi negara yang gagal sistemik. Sebab, hitunganya dinilai tidak mendasar. "Saya tidak setuju pandangan itu karena tidak berdasar. Kita tidak mau politis, faktual saja," tutup Maftuch.