Uni Emirat Arab Umumkan Kasus Baru MERS-CoV, WHO Umumkan Peringatan

WHO umumkan kasus baru MERS-CoV. Foto: Arise TV

Uni Emirat Arab Umumkan Kasus Baru MERS-CoV, WHO Umumkan Peringatan

Fajar Nugraha • 25 July 2023 11:57

Al-Ain: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan mengenai Sindrom Pernafasan Timur Tengah Coronavirus (MERS-CoV) yang diderita seorang pria berusia 28 tahun di Kota Al Ain, Abu Dhabi. Dia diduda memiliki kontak dengan 108 orang.

 

Pria tersebut menurut International Health Regulations National Focal Point (IHR NFP) Uni Emirat Arab (UEA) tidak memiliki riwayat kontak langsung atau tidak langsung kepada unta, kambing atau doma. Penemuan ini sudah disampaikan oleh IHR NFP kepada WHO.

 

“Pasien masuk rumah sakit pada 8 Juni. Usap nasofaring dikumpulkan pada 21 Juni dan dinyatakan positif MERS-CoV melalui reaksi berantai polimerase (PCR) pada 23 Juni 2023. Semua 108 kontak yang teridentifikasi dipantau selama 14 hari sejak tanggal terakhir paparan pasien MERS-CoV. Tidak ada kasus sekunder yang terdeteksi hingga saat ini,” sebut laporan dari WHO dalam keterangan tertulisnya yang diterima Medcom, Rabu 25 Juli 2023.

 

Sejak Juli 2013, ketika UEA melaporkan kasus pertama MERS-CoV, 94 kasus terkonfirmasi (termasuk kasus baru ini) dan 12 kematian telah dilaporkan. Secara global, jumlah total kasus MERS-CoV terkonfirmasi yang dilaporkan ke WHO sejak 2012 adalah 2605, termasuk 936 kematian terkait.

 

WHO terus memantau situasi epidemiologis dan melakukan penilaian risiko berdasarkan informasi terbaru yang tersedia. WHO berharap bahwa kasus infeksi MERS-CoV tambahan akan dilaporkan dari Timur Tengah atau negara lain di mana MERS-CoV beredar di unta.

 

WHO menekankan kembali pentingnya pengawasan yang ketat oleh semua Negara Anggota untuk infeksi saluran pernapasan akut, termasuk MERS-CoV, dan meninjau pola yang tidak biasa dengan hati-hati.

 

Sementara dari deskripsi kasus WHO menyebutkan bahwa penderita adalah seorang pekerja non-kesehatan. Dia mengunjungi pusat medis swasta beberapa kali antara 3 dan 7 Juni 2023, mengeluhkan muntah, nyeri panggul kanan, dan disuria (nyeri saat buang air kecil). Pada 8 Juni, pasien tersebut dibawa ke rumah sakit pemerintah dengan muntah, dan gejala gastrointestinal termasuk diare, dan diberi diagnosis awal pankreatitis akut, cedera ginjal akut, dan sepsis.

 

“Pada 13 Juni, dia dalam kondisi kritis dan dirujuk ke unit perawatan intensif (ICU) di rumah sakit khusus pemerintah tersier di mana dia memakai ventilasi mekanis. Dia memburuk dan swab nasofaring dikumpulkan pada 21 Juni dan dinyatakan positif MERS-CoV oleh PCR pada 23 Juni 2023,” imbuh laporan itu.

 

Kasus tersebut tidak memiliki komorbiditas yang diketahui, tidak ada riwayat kontak dengan kasus manusia MERS-CoV, dan tidak ada perjalanan baru-baru ini ke luar UEA. Pasien tidak memiliki riwayat kontak langsung dengan hewan termasuk unta dromedaris, atau konsumsi produk mentah mereka.

 

Semua 108 kontak yang teridentifikasi telah dipantau selama 14 hari sejak tanggal terakhir pajanan pasien MERS-CoV, tidak ada kasus sekunder yang teridentifikasi. Kasus tersebut tidak memiliki anggota keluarga atau kontak rumah tangga yang diidentifikasi di UEA.

 

Sebelum pemberitahuan ini, infeksi MERS-CoV terakhir yang dilaporkan dari UEA adalah pada November 2021. Kasus MERS-CoV pertama yang dikonfirmasi laboratorium di UEA adalah pada Juli 2013. Sejak saat itu, UEA telah melaporkan 94 kasus MERS-CoV (termasuk kasus saat ini) dan 12 kematian terkait (Case Fatality Ratio (CFR): 13 persen).

 

Sindrom pernafasan Timur Tengah (MERS) adalah infeksi pernafasan virus yang disebabkan oleh coronavirus yang disebut coronavirus sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS-CoV). Manusia terinfeksi MERS-CoV dari kontak langsung atau tidak langsung dengan unta dromedaris yang merupakan inang alami dan sumber zoonosis dari infeksi MERS-CoV.

 

Infeksi MERS-CoV berkisar dari gejala pernapasan asimtomatik atau ringan hingga penyakit pernapasan akut parah dan kematian. Presentasi khas seseorang dengan penyakit MERS-CoV adalah demam, batuk dan sesak napas.

 

Pneumonia adalah temuan umum dalam kasus penyakit ini, tetapi tidak selalu ada. Gejala gastrointestinal, termasuk diare, juga telah dilaporkan. Virus ini tampaknya menyebabkan penyakit yang lebih parah pada orang lanjut usia, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, dan mereka yang memiliki penyakit kronis seperti penyakit ginjal, kanker, penyakit paru kronis, dan diabetes. Penyakit berat dapat menyebabkan gagal napas yang membutuhkan ventilasi mekanis dan dukungan di unit perawatan intensif yang mengakibatkan kematian yang tinggi.

 

Tidak ada vaksin atau pengobatan khusus yang tersedia saat ini, meskipun beberapa vaksin dan pengobatan khusus MERS-CoV sedang dalam pengembangan. Perawatan bersifat suportif dan berdasarkan kondisi klinis pasien.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)