Indonesia Jalin Kerja Sama Ekosistem Baterai EV dengan Tiga Perusahaan Eropa

Indonesia Jalin Kerja Sama Ekosistem Baterai EV dengan Tiga Perusahaan Eropa

17 April 2023 13:50

Presiden Joko Widodo bertemu dengan tiga perusahaan dalam kunjungannya pada hari kedua di Hannover, Jerman, Minggu (16/4/2023). Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia menjelaskan presiden bertemu dengan tiga perusahaan yakni BASF asal Jerman, Eramet, dan Volkswagen (VW) melalui PowerCo. Ketiga perusahaan menyatakan minat berinvestasi dan bekerja sama dalam pembangunan ekosistem baterai mobil di Indonesia.

Bahlil mengatakan ada kerja sama yang disepakati yakni investasi dalam rangka pembangunan ekosistem baterai mobil listrik (eletronic vehicle/EV) senilai USD2,6 miliar di Maluku Utara.

“Ini kerja sama investasi dengan Eramet dari Prancis dalam rangka membangun ekosistem yang memperhatikan lingkungan dan memakai green energy (energi hijau),” terang Bahlil seperti dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Senin (17/4/2023).

Proses pembangunannya, terang Bahlil akan dimulai pada akhir 2023. Selain itu Ia juga menyebutkan kerja sama antara VW yang merupakan salah satu perusahaan otomotif terbesar di Eropa dengan perusahaan nasional dan perusahaan asing untuk eksosistem baterai mobil listrik di Indonesia.

“Mereka akan melakukan kolaborasi dengan Vale, Ford, Huayou yang ada di Sulawesi Selatan, kerja sama VW, Eramet dan Kala Grup,” papar Bahlil. Lalu, VW juga akan akan bekerja sama dengan perusahaan nasional yakni Merdeka.

“Poinnya sama baterai mobil. Ada yang melakukan investasi dan ada yang menjamin suplai bahan baku,” terang Bahlil.

Menurutnya pertemuan Presiden Joko Widodo dengan perusahaan Eropa di Jerman merupakan momentum untuk menyampaikan pada dunia bahwa Indonesia terbuka dalam rangka menarik investasi. Tidak hanya di Benua Asia tapi juga Benua Eropa.

“Ini bentuk investasi yang inklusif sekaligus menganulir cara berpikir orang bahwa seolah-olah pengelolaan tambang kita di Indonesia tidak memperhatikan kaidah-kaidah yang ada di standar internasional,” ucap Bahlil.

Presiden menerangkan bahwa Indonesia menganut politik bebas aktif, berkawan dengan semua negara tetapi tidak boleh diatur oleh satu negara.

“Kita harus menjaga betul agar investor bisa masuk dengan baik,” tuturnya.

Bahlil mengungkapkan banyak pertanyaan dari investor asing mengenai siapa sosok yang akan memimpin Indonesia selanjutnya setelah kepemimpinan Presiden Jokowi selesai pada 2024. Mereka mempertanyakan komitmen presiden selanjutnya yang akan mempengaruhi iklim investasi di Indonesia.

“Itu menjadi pertanyaan ke kita. Kita harus mampu bekerja sama, mampu meyakinkan para investor bahwa Indonesia ke depan akan baik-baik saja, artinya siapa pun pemimpinnnya itu sebuah tantangan yang harus kita jawab bersama. Saya tidak bisa terlalu memberikan harapan palsu pada teman-teman investor, tapi satu hal yang saya yakinkan sampai dengan sekarang bapak Presiden Jokowi secara konsisten dan continue dalam rangka menjaga investor dari semua negara terutama bagian hilirisasi khususnya ekosistem electronic vehicle (EV) baterai,” papar Bahlil.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Firny Firlandini Budi)