Sebagian Besar Perusahaan Singapura Tak Tambah Tenaga Kerja

Singapura. Foto: Unsplash.

Sebagian Besar Perusahaan Singapura Tak Tambah Tenaga Kerja

Arif Wicaksono • 12 September 2023 20:40

Singapura: Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Federasi Bisnis Singapura (SBF) sebagian besar perusahaan tidak mengharapkan adanya perubahan pada tenaga kerja mereka dalam 12 bulan ke depan.

Dikutip dari The Business Times, Selasa, 12 September 2023, lebih dari sepertiga dari 282 perusahaan yang disurvei meyakini bahwa iklim ekonomi kemungkinan akan memburuk pada tahun depan, dibandingkan dengan 28 persen yang memperkirakan sebaliknya. Survei dilakukan dari 20 hingga 31 Juli 2023.

Perusahaan yang paling optimis adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa lain-lain yang menawarkan perbaikan dan servis, serta perdagangan grosir dan manufaktur.

Sebaliknya, kelompok yang paling pesimistis adalah sektor informasi dan komunikasi dan jasa profesional, serta ritel, hotel, dan makanan dan minuman.

Enam dari 10 perusahaan menyatakan bahwa tekanan inflasi yang menyebabkan kenaikan biaya bisnis merupakan faktor utama yang mempengaruhi bisnis mereka, dan 85 persen dari mereka memperkirakan biaya bisnis akan meningkat dalam 12 bulan ke depan.

Oleh karena itu, 45 persen perusahaan memperkirakan pendapatan akan menurun pada periode yang sama, sementara sepertiganya memperkirakan akan terjadi peningkatan.

Namun, prospek ketenagakerjaan tetap stabil, dengan 89 persen memperkirakan tidak ada perubahan atau peningkatan tenaga kerja dalam satu tahun ke depan.

Walaupun 19 persen perusahaan melaporkan penurunan tenaga kerja dalam 12 bulan terakhir, hanya 10 persen yang memperkirakan penurunan tenaga kerja dalam 12 bulan ke depan.

Sebagian besar naikkan gaji

Selama setahun terakhir, 76 persen mengatakan mereka telah menaikkan gaji, dan sekitar dua pertiga mengatakan mereka akan terus melakukannya pada tahun depan.

Sementara itu, 20 persen perusahaan mengalami peningkatan jumlah karyawan dalam 12 bulan terakhir dan memperkirakan peningkatan lebih lanjut di tahun depan.

Tiga sektor teratas dalam kategori ini adalah perbankan, keuangan, asuransi dan akuntansi, diikuti oleh ritel, hotel dan makanan dan minuman, serta kesehatan dan pendidikan.

Hanya enam persen perusahaan yang mengatakan mereka memperkirakan jumlah karyawan mereka akan terus berkurang, menyusul penurunan dalam 12 bulan terakhir. Perusahaan-perusahaan ini sebagian besar berasal dari konstruksi dan teknik sipil, logistik dan transportasi, serta ritel, hotel, dan makanan dan minuman.

Kirim pelatihan

Temuan penting lainnya dari survei ini adalah 84 persen perusahaan mengatakan mereka telah mengirimkan karyawannya untuk mengikuti pelatihan, meskipun tingkat pelatihan tersebut lebih tinggi pada perusahaan besar, dibandingkan dengan perusahaan kecil dan menengah (UKM).

Hampir 60 persen perusahaan menyebut kendala tenaga kerja sebagai tantangan ketika mempertimbangkan pelatihan bagi karyawannya, sedangkan 35 persen mengatakan program pelatihan “tidak menawarkan penerapan dan hasil bisnis yang praktis”.

Survei ini mendapat tanggapan dari perusahaan-perusahaan di berbagai industri utama, dengan manufaktur, perdagangan grosir, serta konstruksi dan teknik di antara tiga industri teratas yang paling terwakili. Hampir 80 persen responden adalah UKM.

Mengomentari survei tersebut, CEO SBF Kok Ping Soon mengatakan ada sektor-sektor yang diperkirakan akan berkinerja baik, sama halnya dengan sektor-sektor yang akan terus menghadapi tantangan.

"Oleh karena itu, pertumbuhan upah yang terdiferensiasi dan berkelanjutan yang mengimbangi pertumbuhan produktivitas sektor-sektor tersebut adalah hal yang penting.” tegas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arif Wicaksono)