Area persawahan di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, terendam banjir. Metrotvnews.com/ Rhobi Shani
Demak: Banjir besar yang melanda Kabupaten Demak akibat jebolnya tanggul Sungai Tuntang dan curah hujan tinggi membawa dampak besar bagi sektor pertanian.
Di Desa Karangrejo, Kecamatan Bonang, ratusan hektare sawah terendam. Sebagian besar mengalami puso. Tak pelak para petani mengalami kerugian hingga miliaran rupiah.
Petani sekaligus perangkat Desa Karangrejo, Wahid Ulin Nuha, mengatakan seluruh aktivitas pertanian di desanya lumpuh total sejak tanggul Sungai Tuntang jebol.
"Kondisi pertanian di desa kami, Karangrejo, saat ini lumpuh total. Ada sekitar 200 hektare sawah tenggelam karena limpasan air," kata Ulin, Rabu, 21 Mei 025.
Ia menambahkan sawah-sawah tersebut sebenarnya baru berusia satu bulan masa tanam dan diperkirakan siap panen dalam dua bulan ke depan.
“Kalau dihitung, satu bau sawah itu kerugiannya sekitar enam juta rupiah. Dikali 200 hektare, kerugian kami mencapai lebih dari satu miliar. Itu belum termasuk tambak perikanan yang juga tenggelam sekitar 50 hektare,” jelasnya.
Tak hanya petani yang menderita kerugian, desa pun turut terdampak secara finansial karena tanah kas desa seluas 38 hektare yang biasanya dilelang untuk sawah juga ikut tenggelam.
“Tanah kas desa ikut terendam semua. Otomatis tidak bisa disewakan, dan ini jelas merugikan desa,” katanya.
Ulin menyampaikan kekhawatiran para petani yang mulai enggan membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) lantaran lahan mereka tidak bisa digunakan.
“Kalau sawah terus-terusan terendam dan tidak bisa ditanami, para petani bisa menolak bayar pajak. Sawahnya tenggelam, dari mana kami harus membayar?” keluhnya.
Laporan insidentil dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan) Kabupaten Demak mengonfirmasi bahwa Kecamatan Bonang merupakan wilayah terdampak paling parah. Di Desa Karangrejo sendiri, dari total 328 hektare sawah, sebanyak 250 hektare terendam dan dinyatakan puso.
Kepala Dinpertan Demak, Agus Herawan, mengatakan bahwa banjir kali ini telah merusak lebih dari seribu hektare lahan pertanian padi di berbagai kecamatan.
“Total luas tanam yang terdampak mencapai 1.377,38 hektare, dengan kerusakan paling parah di Kecamatan Bonang. Salah satu penyebab utamanya adalah jebolnya tanggul Sungai Tuntang,” terang Agus.
Selain kerusakan di sektor pertanian, laporan dari BPBD Demak hingga Rabu (21/5/2025) mencatat dampak banjir menyasar ±2.903 kepala keluarga dengan total 11.462 jiwa, ±2.959 rumah, 25 sekolah, 17 tempat ibadah, dan sejumlah fasilitas umum lainnya.
Dengan kondisi yang makin memprihatinkan, para petani Karangrejo berharap adanya perhatian nyata dari pemerintah daerah.
“Harapan kami, Pemkab Demak bisa turun tangan dan memberikan solusi terbaik untuk para petani yang terdampak,” ujar Ulin.