Wamenkop Ferry Beberkan Kejar Target 80 Ribu Koperasi Merah Putih

Wamenkop Ferry Juliantono/Metro TV/Istimewa

Wamenkop Ferry Beberkan Kejar Target 80 Ribu Koperasi Merah Putih

M Sholahadhin Azhar • 16 May 2025 19:18

Jakarta: Wakil Menteri Koperasi, Ferry Juliantono, menyebut hampir 17 ribu Koperasi Merah Putih sudah terbentuk. Pemerintah mengebut target pembentukan puluhan ribu Koperasi Merah Putih pada Juli 2025. 

“Targetnya Juli, bertepatan dengan hari koperasi tanggal 12 Juli, itu legalitas 80 ribu koperasi desa atau kelurahan ini telah terbentuk,” ujar Ferry di Jakarta, Jumat, 16 Mei 2025.

Hal itu dibeberkan Ferry, usai rapat Progres Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan. Koordinator Ketua Pelaksana Harian Satuan Tugas Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih ini menyebut saat ini progres mencapai 25 persen.

"Saya optimis sebagai ketua pelaksana harian untuk bisa nanti di pertengahan Juli terbentuk koperasi desa sebanyak 80 ribu,” ujarnya.

Ferry menegaskan bahwa percepatan pembentukan Koperasi Merah Putih merupakan implementasi konkret. Yakni, dari kebijakan ideologis Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan keadilan sosial dan kemakmuran rakyat Indonesia.
 

Baca: Kejaksaan Agung Siap Kawal Program Koperasi Merah Putih

Menurut dia, Koperasi Merah Putih bukan sekadar lembaga ekonomi, melainkan fondasi kebangkitan ekonomi rakyat dari bawah. “Ini kebijakan Presiden yang sangat ideologis, beliau ingin memastikan bahwa pelaksanaan Pasal 33 (UUD 1945) kemakmuran bagi sebesar-besarnya rakyat, dan kemudian ini juga adalah wujud dari keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar Ferry.

Dengan adanya koperasi ini, kata Ferry Juliantono, desa akan mempunyai lembaga ekonomi dan badan usaha. Kemudian desa memiliki aset yang bisa dikembangkan. Bahkan, diproyeksikan Koperasi Merah Putih bakal membuka hingga 2 juta lapangan pekerjaan baru.

“Asumsinya satu koperasi desa bisa 10-20 orang yang terlibat menjadi pengawas, pengurus maupun sebagai pengelola nanti,” ujarnya.

Di samping itu, kehadiran koperasi desa juga ditujukan untuk memutus ketergantungan masyarakat terhadap rentenir dan pinjaman online (pinjol). Juga sebagai alat untuk memutus mata rantai distribusi barang dari desa yang selama ini dianggap terlalu panjang.

Panjangnya rantai distribusi ini disebut menyebabkan kerugian di tingkat produsen maupun kerugian yang ada di tingkat konsumen. Sehingga muara akhirnya ekonomi masyarakat di desa menjadi bedaya yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

“Dan dengan itu mudah-mudahan nanti akan ada perputaran uang di desa, akan ada pertumbuhan ekonomi di desa, dan tujuan akhirnya nanti akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi nasional juga akan meningkat secara lebih signifikan,” katanya.

Guna memastikan kecakapan para pengelola koperasi ini, Ferry Juliantono menyatakan pihaknya bakal melatih mereka terlebih dahulu. Di samping itu, para pengelola juga tidak dilepaskan begitu saja, melainkan akan didampingi.

“Kami juga akan melibatkan kooperasi-kooperasi yang sukses,  badan-badan usaha yang sukses di wilayah tersebut untuk menjadi kakak asuh, segala macam,” katanya.

Menurut data yang dipaparkan, pembentukan koperasi desa ini dibagi ke dalam empat wilayah, yakni Wilayah I, II, III, dan IV.  Setiap wilayah diketuai oleh pelaksana harian tertentu dari tim Kementerian.

Data terbaru menunjukkan capaian signifikan di beberapa wilayah, terutama di Jawa Tengah, Sulawesi Barat, NTB, Sulawesi Selatan, dan Jawa Timur — lima provinsi yang telah menyumbang lebih dari 50 persen capaian nasional. Wilayah I dan II mencatat progres tertinggi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Sholahadhin Azhar)