Panglima Angkatan Bersenjata Australia, Laksamana David Johnston. Foto: Metrotvnews.com/Muhammad Reyhansyah
Muhammad Reyhansyah • 17 October 2025 16:10
Jakarta: Kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Australia kini memasuki fase yang semakin aktif. Kedua negara tercatat menggelar sejumlah latihan gabungan berskala besar dalam dua tahun terakhir, mencakup operasi amfibi, udara, maritim, hingga penanggulangan bencana.
Aktivitas bersama itu mencerminkan hubungan yang kian erat antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Australian Defence Force (ADF) di tengah dinamika keamanan kawasan Indo-Pasifik.
Panglima Angkatan Bersenjata Australia, Laksamana David Johnston, mengatakan bahwa kemitraan antara kedua militer terus berkembang pesat dan tidak lagi sekadar seremoni diplomatik. Ia menegaskan, latihan-latihan tersebut menjadi bukti nyata kedekatan dan kepercayaan yang tumbuh di lapangan.
“Kemitraan antara ADF dan TNI terus tumbuh dan semakin mendalam,” ujar Johnston dalam doorstop interview di Jakarta, Jumat, 17 Oktober 2025.
“Kesepakatan pertahanan yang kita tanda tangani tahun lalu membuat kedua militer bisa bekerja lebih dekat lagi, memperkuat kemampuan bersama dalam keamanan maritim, kontra-terorisme, bantuan kemanusiaan, logistik, pendidikan, dan pelatihan,” tambahnya.
Johnston mengacu pada Defence Cooperation Agreement (DCA) yang ditandatangani pada 2024. Perjanjian itu menjadi landasan baru bagi kerja sama militer Indonesia–Australia, dengan fokus memperkuat interoperabilitas dan koordinasi di berbagai bidang keamanan kawasan. Sejak disepakatinya DCA, kedua militer disebut telah “menerjemahkan komitmen ke dalam aksi nyata di lapangan.”
Salah satu bentuknya adalah serangkaian latihan gabungan berskala besar. Johnston menyebut, sepanjang 2024 hingga 2025, TNI dan ADF telah menggelar sekitar 20 latihan tahunan dan dua tahunan di berbagai lokasi.
“Akhir tahun lalu, kami melaksanakan latihan terbesar kami di luar negeri, Latihan Keris Woomera, yang melibatkan lebih dari dua ribu personel Indonesia dan Australia,” jelas Johnston.
“Latihan itu berfokus pada operasi amfibi, maritim, udara, dan darat,” imbuh Johnston.
Selain Keris Woomera, TNI juga berpartisipasi dalam latihan multinasional Talisman Sabre di Australia pada Juli 2025. Kegiatan tersebut menjadi yang terbesar sepanjang sejarah, dengan melibatkan sekitar 40 ribu personel dari 19 negara mitra.
“Sebentar lagi, kami juga akan melaksanakan Latihan Bhakti Kanyini Ausindo yang berfokus pada bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana, serta Latihan Rajawali Ausindo yang menekankan kemampuan mobilitas udara,” tutur Johnston.
“Tahun depan, kami menantikan kedatangan TNI ke Australia untuk latihan udara Pitch Black dan latihan maritim Kakadu, dua kegiatan andalan kami di kawasan,” ujar Johnston.
Ia menambahkan, kerja sama tak hanya terjadi di medan latihan, tetapi juga di ruang kelas. Sejumlah perwira Indonesia kini menempuh pendidikan di lembaga militer Australia, memperkuat hubungan antarpersonel kedua negara.