Penggunaan Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan Dikebut

Ilustrasi. Foto: Dok istimewa

Penggunaan Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan Dikebut

Eko Nordiansyah • 19 October 2025 20:22

Jakarta: Pertamina Patra Niaga mengajak pelaku industri dan mitra untuk mempercepat penerapan Sustainable Aviation Fuel (SAF) di Indonesia. Pertamina Patra Niaga menyelenggarakan Pertamina Sustainable Aviation Fuel Forum 2025 sebagai bentuk komitmen dalam mendorong transformasi energi di sektor penerbangan nasional.

SVP Business Development PT Pertamina (Persero), Wisnu Medan Santoso mengatakan, pengembangan SAF telah menjadi bagian dari strategi jangka panjang Pertamina untuk memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus mendukung dekarbonisasi sektor aviasi.

“Kami memandang SAF bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi solusi strategis untuk menggerakkan ekonomi sirkular. Indonesia memiliki potensi besar dari limbah minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO), dan Pertamina berkomitmen untuk memanfaatkannya menjadi energi bersih bernilai tinggi,” ujar Wisnu dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 19 Oktober 2025.

Wisnu menambahkan, Pertamina telah melakukan penelitian dan pengembangan SAF selama lebih dari satu dekade, mulai dari konversi bahan baku, proses penyulingan, hingga sertifikasi kualitas produk. SAF Pertamina telah memenuhi standar internasional yang menjadi acuan dalam industri penerbangan global.

“Produk kami telah melewati fase uji coba penerbangan bersama Pelita Air dengan hasil yang sangat positif. Tanpa perlu modifikasi signifikan pada mesin pesawat, SAF kami menunjukkan performa yang stabil, aman, dan efisien,” tambahnya.
 

Dukung dekarbonisasi industri aviasi

Airbus Indonesia menyatakan dukungannya terhadap upaya Pertamina dalam mempercepat pengembangan SAF di Tanah Air. Senior Manager Business Growth Airbus Indonesia Ridlo Akbar menegaskan, saat ini, SAF merupakan solusi paling realistis untuk mendukung dekarbonisasi industri aviasi.

“Sebagai drop-in fuel, SAF dapat digunakan langsung tanpa perlu modifikasi pesawat atau infrastruktur bandara. Secara teknis, SAF mampu menurunkan emisi karbon hingga 80% dibandingkan bahan bakar fosil, menjadikannya langkah signifikan menuju penerbangan rendah emisi,” jelas Ridlo.

Ridlo juga menambahkan bahwa seluruh pesawat Airbus mampu terbang dengan penggunaan SAF hingga 50 persen campuran dan menargetkan mampu terbang menggunakan 100 persen SAF pada 2030. Kolaborasi antara produsen bahan bakar, produsen pesawat, regulator dan pembuat kebijakan, serta operator maskapai membuat SAF dapat menjadi standar baru penerbangan global.

Penggunaan SAF di penerbangan reguler

Garuda Indonesia menjadi salah satu maskapai nasional yang telah menggunakan SAF pada penerbangan regular. Caretaker Corporate Sustainability Group Head Garuda Indonesia Heri Martanto, menyampaikan, Garuda Indonesia telah menggunakan SAF pada penerbangan internasional rute Amsterdam–Jakarta.

“Hasil uji menunjukkan performa mesin pesawat tetap stabil dan aman. Tidak ada implikasi teknis yang mengganggu operasional, bahkan SAF memberikan kontribusi nyata dalam penurunan emisi karbon hingga 80 persen,” ungkap Heri.

Heri menambahkan bahwa Garuda Indonesia akan terus berpartisipasi aktif dalam mendukung penggunaan SAF di berbagai rute penerbangan. Pada 2027, Garuda Indonesia juga sudah menggunakan SAF tidak hanya pada bandara internasional namun juga pada penerbangan dari bandara di Indonesia.

Dalam diskusi tersebut, para panelis juga menyoroti bahwa keberhasilan pengembangan SAF tidak hanya bergantung pada inovasi teknologi, tetapi juga pada sinergi antara pemerintah, industri, dan masyarakat. Diperlukan dukungan regulasi, insentif ekonomi, serta pembangunan infrastruktur yang mendorong skala produksi SAF agar dapat bersaing secara komersial dengan bahan bakar fosil.

Pada kesempatan tersebut, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra menyampaikan melalui penyelenggaraan Pertamina Sustainable Aviation Fuel Forum 2025, Pertamina Patra Niaga menegaskan komitmennya untuk berada di garis depan dalam pengembangan energi bersih bagi industri penerbangan.

“Forum ini menjadi ruang penting untuk memperkuat kolaborasi dan menegaskan kesiapan teknis Indonesia dalam menghadirkan bahan bakar penerbangan berkelanjutan yang kompetitif dan berstandar global,” ungkap dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)