Dirjen Kerja Sama ASEAN, Sidharto Reza Suryodipuro. Foto: Metrotvnews.com
Fajar Nugraha • 3 July 2025 18:15
Jakarta: ASEAN membentuk Geo-Economic Task Force sebagai respons terhadap tekanan global yang muncul akibat konflik perdagangan dan kelebihan pasokan produk ekspor dari negara besar, terutama Tiongkok.
Tim lintas pilar ini akan memberikan masukan strategis kepada para menteri luar negeri ASEAN dalam pertemuan ASEAN Ministerial Meeting (AMM) ke-58 di Kuala Lumpur pada 8-11 Juli mendatang.
“Geo-Economic Task Force itu dibentuk oleh ASEAN Economic Ministers bulan April lalu. Isinya bukan hanya pejabat pemerintah tapi juga pusat-pusat studi,” kata Dirjen Kerja Sama ASEAN, Sidharto Reza Suryodipuro, dalam sesi doorstop media di Kemlu RI, Kamis, 3 Juli 2025.
Task force ini difokuskan untuk menangani berbagai isu geo-ekonomi seperti banjir produk akibat oversupply dari Tiongkok dan ketidakpastian aturan perdagangan dari Amerika Serikat. Isu-isu ini dinilai berdampak langsung terhadap stabilitas dan keseimbangan ekonomi kawasan.
“Kita tahu bahwa ada dinamika sangat besar dalam percaturan politik internasional. Maka ASEAN butuh sinergi yang kuat,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa hasil kajian dari task force akan dibahas dalam forum Menlu ASEAN untuk memperkuat koordinasi lintas pilar antara sektor ekonomi dan politik.
(Muhammad Reyhansyah)