Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com
M Ilham Ramadhan Avisena • 19 June 2025 19:21
Jakarta: Penurunan tajam peringkat daya saing Indonesia dalam laporan IMD World Competitiveness Ranking 2025 tidak lepas dari merosotnya dua pilar utama, yaitu efisiensi pemerintah dan efisiensi bisnis. Hal itu dinilai menjadi sinyal kuat kepercayaan investor global terhadap tata kelola dan stabilitas ekonomi Indonesia sedang terguncang, terutama menjelang transisi pemerintahan.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menjelaskan, dua faktor tersebut mencatatkan penurunan paling signifikan dibanding indikator lainnya.
"Yang paling besar penurunannya itu adalah untuk kriteria dan indikator terkait dengan government efficiency dan business efficiency. Government efficiency itu drop-nya sampai 11 peringkat. Nah, yang business efficiency lebih parah lagi, itu drop-nya sampai 12 peringkat," kata Faisal saat dihubungi, Kamis, 19 Juni 2025.
Penurunan pada indikator infrastruktur, menurutnya, masih tergolong moderat dengan penurunan lima peringkat. Namun justru aspek kelembagaan dan efisiensi operasional, baik di sektor publik maupun swasta dianggap memicu kekhawatiran pelaku usaha internasional.
"Problem terbesar di 2025 itu adalah ketika memasuki pemerintahan yang baru, sepertinya investor, pelaku usaha internasional melihat memang ada permasalahan dalam hal efisiensi, dalam hal kelembagaan di Indonesia dengan pergantian pemerintahan yang dicitrakan atau dipersepsikan memang lebih buruk dibandingkan dengan kondisi tahun yang lalu di bawah pemerintahan yang lama," kata Faisal.
Baca juga:
Merosot Tajam, Peringkat Daya Saing RI di Urutan 40 Dunia |