Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra. Foto: EFE-EPA
Fajar Nugraha • 19 June 2025 16:07
Bangkok: Partai terbesar kedua dalam koalisi berkuasa Thailand menarik diri pada Rabu, 18 Juni 2025. Ini terjadi karena panggilan telepon yang bocor antara Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra dan mantan pemimpin Kamboja Hun Sen.
Partai konservatif Bhumjaithai mengatakan bahwa “negara, rakyat, dan tentara kehilangan martabat” karena perilaku Paetongtarn dalam panggilan telepon terkait sengketa perbatasan Thailand-Kamboja yang memburuk.
Hilangnya 69 anggota parlemen aktif Bhumjaithai menyebabkan koalisi yang dipimpin oleh partai Pheu Thai Paetongtarn ini hanya memiliki sisa sedikit suara untuk mencapai jumlah mayoritas. Jika mitra koalisi lainnya menarik diri, kerajaan dapat melakukan pemilihan umum lagi.
Bhumjaithai mengatakan bahwa panggilan telepon yang bocor telah merusak kedaulatan negara dan Angkatan Darat Thailand. Mereka menuntut Paetongtarn bertanggung jawab atas tindakannya yang telah membuat rakyat dan tentara kehilangan martabat.
Paetongtarn sendiri diketahui berkuasa pada Agustus 2024 sebagai pemimpin koalisi antara Pheu Thai dan sekelompok partai konservatif pro-militer yang anggotanya dalam 20 tahun terakhir telah berjuang melawan ayahnya, mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra.
Dalam panggilan telepon yang bocor, Paetongtarn terdengar membahas krisis perbatasan dengan Hun Sen, mantan PM Kamboja yang mengundurkan diri pada tahun 2023, tetapi masih memiliki pengaruh yang cukup besar.
Ia menyapa Hun Sen dengan sebutan "paman" dan mengeluh terkait publisitas buruk yang dideritanya karena kebuntuan dari konflik Thailand-Kamboja—yang memanas bulan lalu, ketika kedua pasukan negara saling tembak hingga menewaskan seorang tentara Kamboja.
Paetongtarn menghadapi kritik atas kurangnya pengalaman kepemimpinan, dan lambannya kinerja ekonomi Thailand di bawah pemerintahannya. Jika ia tidak mampu lagi mempertahankan posisinya, Negeri Gajah Putih dapat menggelar pemilu cepat dalam waktu 60 hari.
Alternatifnya, Paetongtarn dapat mengundurkan diri dan mengizinkan pemimpin partai lain untuk mengorganisasi koalisi pemerintahan baru. Pemerintahan yang dipimpin Partai Pheu Thai ini sebelumnya telah kehilangan satu perdana menteri, yakni mantan pengusaha Srettha Thavisin, yang digulingkan oleh putusan pengadilan tahun lalu, sebelum digantikan oleh Paetongtarn.
(Nada Nisrina)