Ilustrasi. Foto: dok MI.
Ade Hapsari Lestarini • 24 January 2025 09:49
Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pagi ini bergerak fluktuatif. IHSG sempat berada di zona hijau, namun tak beberapa lama kemudian terseret ke zona merah.
Mengacu data RTI, Jumat, 23 Januari 2025, IHSG pada pukul 09.33 WIB tertekan 10,242 poin atau setara 0,14 persen ke posisi 7.222. Gerak IHSG sempat dibuka ke level 7.232 lalu tertahan dan masih wait and see.
Adapun IHSG sempat berada di level terendah yaitu 7.218. Sedangkan untuk level tertinggi adalah 7.261. Total volume saham yang telah diperdagangkan adalah 2,732 miliar senilai Rp3,151 triliun.
Pagi ini, tercatat 200 saham bergerak menguat. Namun sebanyak 224 saham melemah dan 216 saham lainnya stagnan. Sedangkan kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12,559 triliun dengan frekuensi sebanyak 272.005 kali.
Wall Street meroket
Saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street berakhir lebih tinggi pada perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB), didukung oleh seruan Presiden AS Donald Trump untuk suku bunga yang lebih rendah dan penurunan harga minyak.
Mengutip Xinhua, Jumat, 24 Januari 2025, indeks Dow Jones Industrial Average naik 408,34 poin, atau 0,92 persen, menjadi 44.565,07. Indeks S&P 500 naik 32,34 poin, atau 0,53 persen, menjadi 6.118,71, mencapai rekor tertinggi. Indeks Nasdaq Composite naik 44,34 poin, atau 0,22 persen, menjadi 20.053,68.
Semua sektor utama S&P 500 (11 sektor) berakhir di zona hijau, dengan sektor kesehatan dan industri memimpin penguatan dengan kenaikan masing-masing sebesar 1,35 persen dan 0,96 persen. Sektor teknologi mencatat pertumbuhan terlemah, naik sebesar 0,12 persen.
Dalam pidato virtual di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Trump menganjurkan penurunan suku bunga segera dan mendesak Arab Saudi untuk menurunkan harga minyak mentah, yang kemudian mendorong harga minyak ke wilayah negatif. Pernyataannya juga memicu penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS jangka pendek.
Para investor menyambut baik prospek pemotongan pajak dan deregulasi potensial di bawah pemerintahan Trump yang baru, serta tanda-tanda pertumbuhan ekonomi yang tangguh. Meskipun masih ada kekhawatiran mengenai tarif, tidak adanya tindakan formal segera terhadap pungutan telah memberikan sedikit kelegaan bagi pasar.