Ilustrasi. Foto: Freepik.
Eko Nordiansyah • 9 May 2025 08:38
New York: Harga minyak naik sekitar tiga persen pada Kamis, 8 Mei 2025 didorong oleh harapan akan terobosan dalam perundingan perdagangan yang akan datang antara AS dan Tiongkok selaku dua konsumen minyak terbesar di dunia.
Dikutip dari Investing.com, Jumat, 9 Mei 2025, minyak mentah Brent berjangka ditutup naik USD1,72, atau 2,8 persen pada USD62,84 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik USD1,84, atau 3,2 persen menjadi USD59,91.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent akan bertemu dengan pejabat ekonomi tertinggi Tiongkok pada 10 Mei di Swiss untuk negosiasi mengenai perang dagang yang mengganggu ekonomi global. Optimisme seputar perundingan tersebut memberikan dukungan bagi pasar, kata analis SEB Ole Hvalbye.
Kedua negara tersebut adalah dua ekonomi terbesar di dunia dan dampak dari sengketa perdagangan mereka kemungkinan akan menurunkan pertumbuhan konsumsi minyak mentah.
Analis memperingatkan volatilitas yang didorong oleh tarif baru-baru ini di pasar minyak belum berakhir.
"Premi risiko global yang mendorong harga minyak naik turun selama beberapa tahun terakhir telah digantikan oleh premi tarif yang juga akan berfluktuasi sebagai respons terhadap berita utama terbaru dari pemerintahan Trump," kata Jim Ritterbusch, dari konsultan energi AS Ritterbusch and Associates, dalam sebuah catatan.
Dalam perkembangan perdagangan lainnya, Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengumumkan "kesepakatan terobosan" pada perdagangan yang tetap memberlakukan tarif 10 persen atas barang yang diimpor dari Inggris sementara Inggris setuju untuk menurunkan tarifnya menjadi 1,8 persen dari 5,1 persen dan memberikan akses yang lebih besar ke barang-barang AS.
Baca juga:
AS-Inggris Capai Kesepakatan Dagang |