Asap membubung tinggi di lokasi pemusnahan amunisi TNI di Garut, Jawa Barat. Dok. Metro TV
Rahmatul Fajri • 12 May 2025 21:42
Jakarta: Pengamat militer sekaligus Co-founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menyebut ada kelemahan pengamanan area saat ledakan amunisi yang memakan korban jiwa di Desa Sagara, Kecamatan cibalong, Garut, Jawa Barat, Senin, 12 Mei 2025. Dia menilai ada kelalaian dalam pengamanan, sehingga warga sipil berada di lokasi kejadian.
"Memang jika melihat video-video yang beredar, tampaknya ada kelemahan signifikan dalam pengamanan area, yang terlihat dengan masih adanya pergerakan warga sipil di sekitar lokasi. Ini tentu menimbulkan pertanyaan serius terkait kepatuhan terhadap prosedur pengamanan. Jadi, ya, kita melihat potensi adanya unsur kelalaian dalam pelaksanaan teknis di lapangan," kata Khairul, melalui keterangannya, Senin, 12 Mei 2025.
Khairul menjelaskan pemusnahan amunisi tidak layak pakai (ATLP) merupakan kegiatan rutin yang dilakukan untuk menjaga keselamatan jangka panjang. Sebab, amunisi yang sudah kedaluwarsa bisa sangat tidak stabil.
Namun, lanjut dia, prosedur ini seharusnya dijalankan dengan pengamanan ketat sesuai SOP militer. Termasuk, pemilihan lokasi yang jauh dari permukiman, pengendalian penuh atas zona steril, dan evakuasi semua pihak yang tidak berkepentingan dari area sekitar.
"Mengingat kalau salah satu elemen ini tidak dilaksanakan secara konsisten, maka risiko kegagalan teknis dan jatuhnya korban meningkat drastis," kata dia.
Baca Juga:
Pemusnahan Amunisi Timbulkan Korban Jiwa, TNI Klaim Kegiatan Sudah Sesuai Prosedur |