BPBD Jatim Perkuat Mitigasi Bencana Jelang Musim Hujan

Ilustrasi. Medcom

BPBD Jatim Perkuat Mitigasi Bencana Jelang Musim Hujan

Amaluddin • 24 October 2025 13:42

Surabaya: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur memperkuat langkah mitigasi dan kesiapsiagaan di wilayahnya menghadapi potensi bencana hidrometeorologi di musim hujan. Fokus utama diarahkan pada normalisasi sungai melalui pembersihan eceng gondok di daerah rawan banjir, serta peningkatan kapasitas masyarakat lewat berbagai program edukasi dan pelatihan kebencanaan.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim, Satriyo Nurseno, mengatakan timnya saat ini tengah melakukan peninjauan langsung ke sejumlah wilayah prioritas, di antaranya Pasuruan, Situbondo, Sidoarjo, Lamongan, dan Surabaya. Peninjauan ini menjadi bagian dari program terpadu bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Dinas Pekerjaan Umum Pengairan.

"Kami melakukan pembersihan eceng gondok sebagai bagian dari normalisasi sungai untuk memperlancar aliran air. Langkah ini penting agar tidak terjadi penumpukan debit air yang berpotensi menimbulkan banjir,” kata Satriyo, Jumat, 24 Oktober 2025.
 

Baca Juga :

Gunung Semeru Dua Kali Erupsi Disertai Letusan Setinggi 700 meter

Selain langkah fisik di lapangan, lanjut Satriyo, BPBD Jatim juga memperkuat sistem peringatan dini (early warning system) yang terintegrasi dengan data cuaca dari BMKG. Informasi potensi cuaca ekstrem dan peringatan bencana disebarkan secara cepat melalui media sosial dan situs resmi BPBD Jatim agar masyarakat dapat segera melakukan langkah antisipatif.

"Kami rutin menyebarkan edukasi dan peringatan dini agar masyarakat lebih siap dan tangguh menghadapi potensi bencana,” jelas Satriyo.

Tak hanya itu, BPBD Jatim juga gencar melaksanakan Training of Trainer (ToT) Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) bagi para guru di berbagai daerah. Program ini bertujuan membentuk komunitas sekolah yang tangguh bencana, mengingat Jawa Timur memiliki kerentanan terhadap berbagai ancaman, mulai dari banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami, erupsi gunung api, hingga bencana non-alam seperti pandemi.

"Guru adalah ujung tombak dalam membentuk kesadaran kesiapsiagaan sejak dini. Melalui SPAB, kami ingin kesiapsiagaan menjadi bagian dari budaya masyarakat,” ungkap Satriyo.

Hingga 2025, BPBD Jatim juga menargetkan pembentukan 5.000 Desa Tangguh Bencana (Destana). Saat ini telah terbentuk 1.900 desa tangguh, termasuk tambahan 40 desa baru pada tahun ini. Program ini menjadi pilar utama penguatan ketahanan masyarakat di tingkat akar rumput.

Menurutnya langkah dan upaya tersebut bagian dari strategi jangka panjang Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk memperkuat ketahanan daerah terhadap bencana. Melalui kolaborasi lintas sektor dan partisipasi aktif masyarakat, BPBD Jatim optimistis dampak bencana dapat diminimalisir, sementara proses pemulihan bisa berlangsung lebih cepat dan efektif.

"Dengan adanya destana, kami berharap risiko korban jiwa maupun kerusakan akibat bencana dapat ditekan semaksimal mungkin," ujar Satriyo.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Deny Irwanto)