Presiden Madagaskar, Andry Rajoelina. (Facebook Andry Rajoelina)
Riza Aslam Khaeron • 14 October 2025 10:05
Antananarivo: Presiden Madagaskar Andry Rajoelina resmi mengumumkan bahwa ia telah meninggalkan negaranya demi alasan keamanan, setelah gelombang protes meluas di seluruh penjuru negeri.
Pernyataan ini ia sampaikan melalui siaran langsung di laman resmi Facebook kepresidenan pada Senin, 13 Oktober 2025. Namun, Rajoelina tidak mengungkapkan lokasi persembunyiannya.
Melansir Al-Jazeera, Rajoelina dikabarkan dievakuasi menggunakan pesawat militer milik Prancis dari Bandara Sainte Marie pada Minggu, setelah sebelumnya diterbangkan dengan helikopter. Sumber militer menyebut bahwa pesawat yang digunakan adalah Casa milik Angkatan Darat Prancis.
Kepastian evakuasi ini muncul di tengah kekhawatiran meningkat setelah sejumlah unit militer Madagaskar secara terbuka membelot dan menyatakan dukungan kepada demonstran.
Aksi protes di Madagaskar bermula pada 25 September 2025 akibat kelangkaan air dan pemadaman listrik yang berkepanjangan. Namun, dalam waktu singkat, tuntutan rakyat berkembang mencakup isu kemiskinan, korupsi pemerintahan, dan lonjakan biaya hidup.
Tekanan semakin memuncak ketika pasukan elite CAPSAT mengumumkan bahwa mereka mengambil alih kendali militer dan menolak menjalankan perintah untuk menembaki pengunjuk rasa. Unit ini sebelumnya berperan penting dalam membawa Rajoelina berkuasa lewat kudeta tahun 2009.
Pada hari yang sama, ratusan warga bersama para prajurit dan anggota pasukan keamanan berkumpul di depan balai kota Antananarivo. Mereka melambaikan bendera nasional sambil meneriakkan seruan agar Rajoelina mundur dari jabatan.
Baca Juga: Presiden Madagaskar Klaim Ada Upaya Kudeta di Balik Protes Besar |