Pemimpin kelompok Pemberontak Houthi di Yaman, Abdul-Malik al-Houthi. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 17 March 2025 18:03
Sana’a: Pemimpin kelompok Pemberontak Houthi di Yaman, Abdul-Malik al-Houthi, pada Minggu 16 Maret 2025 menyatakan pihaknya akan meningkatkan eskalasi serangan sebagai respons terhadap operasi militer Amerika Serikat (AS). Ia memperingatkan bahwa serangan drone dan rudal akan terus menyasar kapal perang, kapal induk, dan armada laut AS.
"Kami akan membalas eskalasi dengan eskalasi," ujar al-Houthi dalam pernyataan video, seperti dilansir Anadolu, Senin 17 Maret 2025.
Ia menegaskan bahwa pasukannya telah meluncurkan serangan rudal dan drone sebagai respons atas serangan udara AS di wilayah Yaman.
Al-Houthi menuduh Washington telah mengubah laut menjadi zona pertempuran.
"Amerika Serikat-lah yang menciptakan ancaman bagi navigasi maritim dengan menjadikan laut sebagai medan perang," kata Al-Houthi.
Ia juga mengumumkan perluasan blokade maritim yang sebelumnya hanya menargetkan Israel, kini mencakup AS selama agresi mereka terus berlanjut.
"Keputusan kami jelas, pada awalnya hanya menargetkan musuh Israel. Sekarang, AS juga akan masuk dalam blokade ini," tegas Al-Houthi.
Lebih lanjut, al-Houthi menuding AS sebagai pihak yang bertanggung jawab atas ketidakstabilan di kawasan.
"Adalah tugas semua negara untuk memahami siapa yang sebenarnya membahayakan navigasi dan keamanan maritim. Itu adalah Amerika Serikat," ujar Al-Houthi.
Dalam pernyataan tegasnya, ia menyebut AS dan Israel sebagai sumber kekacauan global.
"Kejahatan, agresi, dan kehancuran berasal dari mereka," tambah Al-Houthi.
Ancaman ini muncul setelah kelompok Houthi pada 7 Maret memperingatkan Israel untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza dalam waktu empat hari atau menghadapi serangan baru terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel.
Pemerintahan Presiden Donald Trump sebelumnya telah melancarkan serangan udara ke Yaman, dengan peringatan keras bahwa "neraka akan turun" jika kelompok yang didukung Iran tersebut terus menyerang jalur pelayaran di Laut Merah.
Sejak akhir 2023, Houthi secara intensif menyerang kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel di Laut Merah, Laut Arab, Selat Bab al-Mandab, dan Teluk Aden menggunakan rudal dan drone. Mereka menyatakan aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza.
Serangan sempat dihentikan setelah tercapainya gencatan senjata di Gaza pada Januari. Namun, kelompok Houthi mengancam akan melanjutkan serangan setelah Israel kembali memblokir bantuan kemanusiaan ke Gaza pada 2 Maret.
(Muhammad Reyhansyah)