Ilustrasi tumpeng yang kerap hadir dalam perayaan HUT Kemerdekaan ternyata memiliki sejarah panjang dan makna dalam. Pixabay/mufidpwt
Makna Tersembunyi Tumpeng: Jejak Sakral Hingga Tradisi 17 Agustus
Jakarta: Tradisi tumpengan menjadi ritual tak terpisahkan dalam menyambut HUT ke-80 RI. Lebih dari sekadar hidangan, nasi kerucut dengan beragam lauk khas ini menyimpan sejarah panjang dan filosofi mendalam tentang persatuan bangsa.
Asal usul tumpeng
Tumpeng diperkirakan muncul antara abad ke-5 dan ke-15. Tumpeng diyakini berasal dari
kepercayaan animisme masyarakat Jawa yang memuliakan gunung sebagai tempat bersemayamnya
hyang (roh leluhur). Bentuk kerucut sengaja meniru gunung suci Mahameru dalam ajaran Hindu.
Keraton Yogyakarta dan Surakarta kemudian mengadopsinya sebagai bagian ritual kerajaan, terutama untuk upacara panen dan penobatan.
Pergeseran makna terjadi saat penyebaran Islam. Sunan Bonang menggunakan tumpeng untuk menggantikan ritual bancaan (makan bersama). Sunan Bonang menjadikan makan bersama dianggap kegiatan ritual ini menjadi bentuk syukur kepada Allah SWT.
Akronim dan makna spiritual
Dikutip dari berbagai sumber, kata "tumpeng" berasal dari akronim Jawa. Setidaknya ada dua
- Yen metu kudu mempeng, yang bermakna ketika keluar harus bersungguh-sungguh
- Tumapaking panguripan-tumindak lempeng tumuju Pangeran, yang bermakna hidup harus lurus menuju Tuhan.
Filosofi lauk tumpeng, representasi kehidupan
Ternyata tak hanya soal sejarah, penyajian tumpeng mengandung 'aturan' dan makna simbolis yang dalam.
1. Nasi kerucut
Bentuk gunung bukan tanpa arti. Gunung menjadi simbol sumber kehidupan dan harapan kemajuan.
2. Lauk 7 macam
Jenis lauk tumpeng awalnya berupa tujuh jenis, yang dalam bahasa jawa pitu, memiliki makna tersendiri. Pitu melambangkan pitulungan (pertolongan) ini disimbolisasi dengan beragam jenis lauk tersebut, yang biasanya terdiri dari tiga unsur alam.
- Hewan darat, biasanya ayam dan telur. Protein dari ayam ini simbol agar setiap individidu untuk menghindari kesombongan seperti ayam jago.
- Hewan air, biasanya ikan lele atau teri. Lele simbol ketabahan hidup, sementar itu teri menjaid simbol kebersamaan.
- Sayuran. Setiap sayuran yang ada di tumpeng ternyata memiliki simbol yang dibawa. Urap dengan kangkung bermakna perlindungan, bayam bermakna kedamaian, dan kacang panjang bermakna pemikiran visioner.
Transformasi tumpeng jadi perayaan Kemerdekaan
Tradisi tumpengan menyatu dengan peringatan 17 Agustus sejak era 1950-an. Di Yogyakarta, warga membuat tumpeng pada malam 16 Agustus untuk mendoakan keselamatan bangsa.
Kini, tumpeng merah-putih kerap muncul dalam lomba menyambut
HUT RI, menggambarkan semangat persatuan.
Tradisi ini bukan sekadar warisan kuliner, melainkan living monument yang terus mengajarkan nilai syukur, kerja keras (mempeng), dan gotong royong – fondasi menuju Indonesia Emas 2045.
(Shandayu Ardyan Nitona Putrahia Zebua)