Lubang di jalanan Tokyo, Jepang. Foto: Kyodo
Yashio: Upaya pencarian seorang sopir truk berusia 74 tahun yang terperosok ke dalam lubang runtuh di Kota Yashio, Prefektur Saitama, Jepang, masih menemui jalan buntu meski telah memasuki hari kedelapan. Tim penyelamat menemukan objek yang menyerupai kursi pengemudi di dalam pipa saluran pembuangan, namun hingga kini, belum ada tanda-tanda keberadaan korban.
Melansir dari Channel News Asia, Jumat 7 Februari 2025, tim penyelamat menemukan sebuah objek yang mirip dengan kursi pengemudi di dalam saluran pembuangan, sekitar 100 hingga 200 meter dari titik awal runtuhan. Penemuan ini dilakukan dengan menggunakan drone bawah air pada Rabu 5 Februari 2025.
Meskipun begitu, belum ada tanda keberadaan sang sopir, yang kehilangan kontak dengan pihak berwenang beberapa jam setelah insiden terjadi.
Tantangan dalam operasi pencarian
Upaya pencarian semakin sulit karena arus air limbah terus mengalir ke dalam lubang. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah daerah meminta warga sekitar mengurangi penggunaan air untuk mandi dan mencuci guna mengurangi limpahan limbah ke lokasi kejadian.
Menurut
Nippon TV, pencarian besar-besaran belum bisa dilakukan karena dikhawatirkan pipa beton di dalam lubang bisa runtuh sewaktu-waktu. Otoritas setempat berencana untuk membongkar pipa dan membangun jalur akses kedua menuju lokasi korban terjebak. Sebelumnya, jalur pertama telah dibangun untuk mengangkut alat berat ke dalam lubang guna membantu proses evakuasi.
Namun, pencarian baru akan dilanjutkan setelah para ahli memastikan bahwa kondisi di sekitar lokasi cukup aman bagi tim penyelamat.
Kronologi kejadian
Insiden ini terjadi pada 28 Januari, saat sebuah lubang besar tiba-tiba muncul di Kota Yashio, yang terletak di timur laut Tokyo. Peristiwa ini terjadi di tengah jam sibuk pagi, menarik perhatian nasional karena besarnya dampak yang ditimbulkan.
Awalnya, lubang tersebut diperkirakan memiliki lebar 10 meter dan kedalaman 5 meter. Namun, dalam beberapa hari, ukurannya membesar hingga 40 meter setelah bergabung dengan runtuhan lain di sekitarnya. Kini, lubang tersebut dipenuhi dengan air limbah dan puing-puing.
Tim penyelamat sempat melakukan kontak dengan sopir truk pada sore hari setelah kejadian, sebagaimana diungkapkan oleh pejabat pemadam kebakaran Yashio, Yoshifumi Hashiguchi. Namun, komunikasi terputus setelah truk semakin tertimbun oleh tanah dan puing-puing, menurut laporan NHK.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyelamatkan korban, termasuk mencoba mengangkat truk dengan derek. Namun, hanya bagian bak truk yang berhasil diangkat, sementara kabin pengemudi—tempat korban diduga terjebak—masih tertinggal di dalam lubang.
Selain itu, tim penyelamat juga telah mencoba menggali dan menghilangkan sedimen, tetapi kondisi lubang yang terus terkikis hingga kedalaman sekitar 15 meter membuat upaya pencarian semakin berbahaya.
Evaluasi infrastruktur di seluruh Jepang
Sebagai respons atas kejadian ini, Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang telah memerintahkan inspeksi nasional terhadap sistem saluran pembuangan.
Sebagian besar infrastruktur utama Jepang dibangun pada era pertumbuhan ekonomi pesat tahun 1960-an dan 1970-an. Saluran pembuangan di Kota Yashio sendiri telah berusia sekitar 40 tahun, menimbulkan kekhawatiran akan risiko serupa di daerah lain.
Pihak berwenang terus bekerja keras untuk mencari solusi terbaik guna menyelamatkan korban dan mencegah insiden serupa terjadi di masa mendatang.
(Muhammad Reyhansyah)