Tepis Ancaman Trump, India Sebut Negara Barat Juga Impor Barang Rusia

Donald Trump berjabat tangan dengan PM India, Narendra Modi. (EFE-EPA/WILL OLIVER)

Tepis Ancaman Trump, India Sebut Negara Barat Juga Impor Barang Rusia

Riza Aslam Khaeron • 5 August 2025 19:20

New Delhi:  Pemerintah India secara tegas menanggapi ancaman tarif tinggi dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan menyebut bahwa negara-negara Barat yang kini mengkritik India justru masih melakukan impor dari Rusia.

Pernyataan ini disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri India, Randhir Jaiswal, pada Senin, 4 Agustus 2025, menanggapi eskalasi tekanan dari AS dan Uni Eropa terkait pembelian minyak Rusia oleh India.

"Penargetan terhadap India adalah tindakan yang tidak adil dan tidak masuk akal," ujar Jaiswal di New Delhi. Ia menekankan bahwa India akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan nasional dan keamanan ekonominya.

Melansir France24, India selama ini membeli sebagian besar minyak mentah dari Timur Tengah, namun perubahan terjadi sejak pecahnya konflik di Ukraina. Ketika pasokan minyak tradisional dialihkan ke Eropa, India mulai mengimpor dari Rusia.

Jaiswal mengungkapkan bahwa impor tersebut didorong oleh kebutuhan nasional untuk menjaga stabilitas harga energi domestik dan bukan semata-mata untuk keuntungan ekonomi.

Jaiswal juga menuduh negara-negara Barat melakukan standar ganda.

"Negara-negara yang mengkritik kami justru tetap berdagang dengan Rusia. Tidak seperti kami, mereka tidak memiliki kebutuhan vital nasional yang memaksa," tegasnya.

Mengutip pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri India tanggal 4 Agustus 2025, Uni Eropa pada 2024 mencatat nilai perdagangan barang bilateral dengan Rusia sebesar 67,5 miliar euro, sementara perdagangan jasa pada 2023 mencapai 17,2 miliar euro.
 

Baca Juga:
Trump Ancam Naikkan Tarif India 25% Gara-gara Impor Minyak Rusia

Bahkan impor LNG Eropa dari Rusia mencapai rekor 16,5 juta ton pada 2024, melampaui rekor sebelumnya sebesar 15,21 juta ton.

Selain energi, perdagangan Eropa-Rusia juga mencakup pupuk, produk pertambangan, bahan kimia, besi dan baja, serta peralatan transportasi dan mesin. Di sisi lain, Amerika Serikat disebut masih mengimpor uranium hexafluoride untuk industri nuklir, palladium untuk industri kendaraan listrik, serta bahan kimia dan pupuk dari Rusia.

Sebelumnya, Presiden Trump menuduh India mengambil keuntungan dari minyak Rusia yang didiskon dan menuduh New Delhi tidak membantu mengakhiri perang di Ukraina. Trump mengklaim India membeli dalam jumlah besar dan menjual ulang minyak tersebut demi keuntungan, yang menurutnya membantu membiayai mesin perang Moskow.

"Mereka tidak peduli berapa banyak warga Ukraina yang dibunuh oleh mesin perang Rusia," tulis Trump di Truth Social. Ia juga menyatakan tarif produk India yang semula 10% akan dinaikkan menjadi 25% mulai Kamis pekan ini.

Langkah Trump ini diprediksi akan memperkeruh hubungan dagang antara kedua negara. AS merupakan mitra dagang terbesar India, dengan nilai ekspor India ke AS mencapai USD 87,4 miliar pada 2024, dan surplus perdagangan hampir USD 46 miliar pada tahun yang sama.

Pemerintah India menegaskan bahwa mereka tidak akan tunduk pada tekanan eksternal dan akan terus mengambil kebijakan yang berpihak pada kepentingan nasionalnya sendiri.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Surya Perkasa)