Warga Boganatar, Desa Kringa, Kecamatan Talibura sedang melintas di jalan raya yang dipenuhi material gunung berapi Lewotobi Laki-laki berupa pasir dan kerikil ( Foto : Maria Margaretha Holo)
Flotim: Dua pengendara sepeda motor yang sedang melintas di Jalan Trans Larantuka - Maumere, Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami luka lecet usai kendaraan mereka tergelincir di permukaan jalan yang dipenuhi material Gunung Lewotobi Laki-Laki, pada Rabu, 9 Juli 2025, pukul 19.20 Wita. Keduanya yakni Alfian dan Ella, pun sempat dirawat sementara oleh warga Boganatar, Desa Kringa, Kecamatan Talibura, usai kecelakaan itu.
Alfian mengatakan, sejak memasuki wilayah Dulipali, sudah berupaya berhati-hati karena sepanjang jalan dipenuhi pasir dan kerikil. Selain itu jarak pandang juga terganggu karena abu vulkanis Gunung Lewotobi Laki-Laki yang menyebar ketika ada kendaraan lewat di depannya.
"Saya mengendarai motor dengan kecepatan rendah karena sepanjang jalan dari Nobo ke wilayah Sikka dipenuhi material gunung berapi. Saya juga menjaga keseimbangan selama perjalanan tetapi memang hari ini kami cukup sial. Ada satu mobil yang lewat dan debu menghalangi pandangan saya," kata Alfin usai diobati warga setempat, Kamis, 10 Juli 2025.
Tak berapa lama, kata dia, tiba-tiba kendaraannya terseret. Keduanya kemudian terjatuh. "Beberapa saat kemudian warga datang tolong kami," ujar Alfin.
Sehari sebelumnya, seorang ibu dan anak yang juga hendak ke Maumere tergelincir di salah satu tikungan di Boganatar karena aspal yang dipenuhi oleh pasir dan kerikil. Keduanya kehilangan keseimbangan sehingga jatuh dan mengalami luka lecet di pergelangan kaki dan tangan.
Menurut Martha Marcelina, warga Boganatar, sudah tiga kali dirinya menolong pengendara yang mengalami kecelakaan sejak erupsi pada 7 Juli 2025. Kecelakaan lalu lintas itu terjadi karena masih banyak material pasir dan kerikil menumpuk di atas aspal.
"Apalagi selama ini tidak pernah turun hujan sehingga sama sekali tidak tersapu," ungkap Marcelina.
Dia menerangkan saat ini pemerintah tengah fokus memberikan bantuan air bersih untuk kebutuhan masyarakat Desa Kringa dan sekitarnya. Tapi, dia juga berharap pemerintah berupaya untuk membersihkan jalan yang dipenuhi material vulkanis tersebut.
"Selain agar tidak terjadi kecelakaan lagi, kami ingin udara yabg kami hirup sedikit demi sedikit bersih. Sejak erupsi, jalanan kami ini berdebu. Kami tidak pernah hirup udara bersih. Jadi kami harap pemerintah bisa melihat situasi ini juga," kata Marcelina.
Saat ini, Gunung Lewotobi Laki-laki masih berstatus level IV (Awas). Pada Senin, 7 Juli 2025, gunung berapi dengan ketinggian 1.584 mdpl itu mengalami erupsi dahsyat. Kolom abu mencapai 18.000 meter. Erupsi tersebut memuntahkan material vulkanis berupa kerikil, pasir dan abu.
Sebanyak 22 desa di wilayah kecamatan Talibura turut terdampak letusan itu. Dampak cukup parah dialami lima desa di wilayah bagian timur di kecamatan tersebut yakni Desa Hikong, Udekduen, Kringa, Timu Tawa dan Ojang.
"Erupsi disertai hujan pasir dan kerikil berlangsung selama 30 menit. Seketika itu atap rumah, halaman dan jalanan dipenuhi pasir dan kerikil," kata Marselina. (MI/PT).