Perbankan Tiongkok. Foto: Unsplash.
Beijing: Pengelola dana kekayaan negara Tiongkok meningkatkan kepemilikannya di bank-bank terbesar di Tiongkok untuk pertama kalinya sejak 2015. Hal ini memicu spekulasi pihak berwenang akan mengintensifkan upaya untuk menopang pergerakan pasar saham yang sedang tenggelam.
Menurut pengajuan pada Rabu, 11 Oktober 2023, Central Huijin Investment milik negara membeli sekitar USD65 juta saham di Bank of China, Agricultural Bank of China, China Construction Bank dan Industrial and Commercial Bank of China. Huijin, salah satu unit dari China Investment senilai USD1,4 triliun, berencana untuk meningkatkan kepemilikannya lebih lanjut selama enam bulan ke depan.
Semakin banyak ekonom dan hedge fund Tiongkok yang meminta pemerintah untuk melakukan intervensi langsung untuk membeli saham. Sebuah langkah yang tidak dilakukan oleh pihak berwenang sejak jatuhnya pasar pada 2015.
Tekanan deflasi meningkat
Kekhawatiran ini meningkat di antara para pemimpin Tiongkok mengenai perkembangan perekonomian negara terbesar kedua di dunia ini karena krisis properti yang semakin parah. Selain itu meningkatnya tekanan deflasi membuat sasaran pertumbuhan sekitar lima persen pada tahun ini terancam.
"Investasi sederhana namun simbolis yang dilakukan Central Huijin kemungkinan besar ditujukan untuk mendukung harga saham, yang telah menghasilkan respons pasar yang positif,” kata Ahli Strategi Pasar di Saxo Capital Markets di Hong Kong Redmond Wong, dilansir
The Business Times, Kamis, 12 Oktober 2023.
Dia mengatakan langkah ini, mengingatkan pada tindakan pemerintah selama gejolak pasar saham Tiongkok pada 2015 untuk menjaga stabilitas pasar.
Tiga surat kabar sekuritas terkemuka Tiongkok semuanya memuat laporan halaman depan pada Kamis,12 Oktober 2023, tentang pembelian saham bank, dan mengatakan langkah tersebut merupakan langkah signifikan untuk menopang pasar ekuitas dan meningkatkan kepercayaan investor.
"Peningkatan kepemilikan Huijin mengirimkan sinyal positif yang jelas dan merupakan langkah penting untuk mengaktifkan pasar modal," kata Shanghai Securities News.
Pengelola dana kekayaan negara tersebut pertama kali terjun ke pasar sekunder pada 2008 dengan membeli saham tiga bank pemberi pinjaman terbesar di negara tersebut pada puncak krisis keuangan global dan melakukan pembelian serupa pada tahun-tahun berikutnya hingga 2015. Sebagian besar saham menguat setelah langkah tersebut. Central Huijin memegang saham di 19 lembaga keuangan termasuk bank dan pialang.
Langkah Huijin ini dilakukan di tengah eksodus dana asing yang terus berlanjut dari pasar ekuitas terbesar kedua di dunia, dengan saham-saham domestik berada di peringkat global dengan kinerja terburuk pada tahun ini.
Paket kebijakan kepada investor
Salah satu paket kebijakan yang diambil untuk menenangkan investor adalah dengan memotong biaya penanganan transaksi saham dan bea materai, serta mempertimbangkan untuk melonggarkan peraturan yang membatasi kepemilikan asing di perusahaan publik domestik.
Regulator sekuritas mengatakan akan memperlambat laju penawaran umum perdana (IPO) dan juga membatasi penjualan saham oleh pemangku kepentingan utama di perusahaan-perusahaan yang harga sahamnya turun di bawah tingkat saat penawaran saham perdana atau tingkat aset bersih.
"Yang sangat dibutuhkan pasar saat ini adalah sumber dana segar, dan meskipun hanya beberapa ratus juta per hari, ini adalah cara untuk menyelamatkan kepercayaan," jelas Manajer Pengelolaan Dana di Guangdong Value Forest Private Securities Investment Management Li Fuwen.