Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un perintahkan produksi massal drone tempur. (KCNA)
Marcheilla Ariesta • 15 November 2024 15:14
Pyongyang: Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-Un menyerukan produksi massal pesawat nirawak serang. Perintah ini dikeluarkan usai Pyongyang menuduh Seoul menerbangkan kendaraan udara nirawak di wilayah udara di atas ibu kotanya.
Korut menyebutnya sebagai "provokasi perang."
Kim mengawasi uji kinerja berbagai pesawat nirawak serang yang sedang dikembangkan dalam inspeksi lapangan keduanya dalam waktu kurang dari tiga bulan. Foto-foto yang dirilis Kantor Berita Pusat Korea, KCNA, menunjukkan sebuah pesawat nirawak terbang di atas sebuah mobil, yang kemudian terlihat telah dibakar.
Sementara kualitas teknis UAV Korea Utara masih belum jelas, Kim telah menjadikan pengembangan pesawat nirawak untuk digunakan di udara dan di laut sebagai prioritas utama.
“Dia menggarisbawahi perlunya membangun sistem produksi serial sedini mungkin dan melakukan produksi massal skala penuh," kata media pemerintah tersebut, dikutip oleh Miami Herald, Jumat, 15 November 2024.
Pesawat nirawak tersebut secara tepat mengenai target mereka setelah terbang di sepanjang rute taktis yang berbeda, katanya.
Korea Selatan (Korsel) mendapat peringatan tentang ancaman dari pesawat nirawak ketika Pyongyang mengirim lima UAV melintasi perbatasan pada tahun 2022, termasuk satu yang terbang di dekat kantor Presiden Yoon Suk Yeol di Seoul.
Militer Korea Selatan mencoba dan gagal menembak jatuh perangkat tersebut. Salah satu faktor yang mempersulit adalah keengganan untuk menembakkan amunisi di daerah yang padat penduduk.
Tak lama setelah kejadian tersebut, Korea Selatan meluncurkan rencana untuk menghabiskan sekitar 560 miliar won selama lima tahun ke depan untuk perang pesawat nirawak, termasuk sistem yang dimaksudkan untuk menembak jatuh pesawat nirawak musuh.
Pemerintahan Yoon mengatakan, mereka ingin mengembangkan dan menyebarkan senjata laser untuk menghancurkan pesawat nirawak Korea Utara.
Perlombaan untuk mengembangkan UAV kembali menjadi sorotan setelah Korea Utara mengklaim bulan lalu bahwa Korea Selatan telah menyusup ke wilayah udara di atas ibu kotanya dengan pesawat nirawak, dengan mengatakan bahwa tindakan tersebut merupakan provokasi perang yang tidak dapat disangkal. Seoul belum mengonfirmasi apakah mereka mengirim pesawat nirawak melintasi perbatasan.
Baca juga: Blinken: AS Akan Tanggapi Tegas Pengerahan Pasukan Korut Bantu Rusia dalam Perang