Ilustrasi. Medcom.id
Elektabilitas Cagub-Cawagub NTT Bersaing Ketat
Deny Irwanto • 12 October 2024 17:57
Jakarta: Tingkat keterpilihan atau elektabilitas calon gubernur dan calon wakil gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) bersaing ketat. Hal ini terpotret dari hasil jajak pendapat yang dilakukan Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) pada 1-10 Oktober 2024.
“Hasil survei yang dilakukan melalui simulasi pertanyaan terbuka secara langsung kepada responden menunjukkan bahwa, jika Pilkada NTT dilaksanakan hari ini, pasangan nomor urut 2, Melki Laka Lena-Johni Asadoma memperoleh suara sebesar 38,7 persen,” kata Ditektur Eksekutif LKPI Togu Lubis dalam keterangan tertulis, Sabtu, 12 Oktober 2024.
Posisi kedua, pasangan nomor urut 1, Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto dengan 31,6 persen. Kemudian, pasangan nomor urut 3, Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garu hanya memperoleh 16,1 persen, dan sebanyak 13,6 persen responden tidak tahu atau tidak memberikan jawaban.
Dalam simulasi dengan pertanyaan tertutup menggunakan kuisioner, menunjukkan pasangan Melki Laka Lena-Johni Asadoma, memperoleh dukungan 42,7 persen, pasangan Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto dipilih 32,3 persen responden. Kemudian, pasangan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garu meraih 17,6 persen dan 7,4 persen responden tidak memberikan jawaban.
Survei ini, lanjut Togu, mengevaluasi tingkat kemantapan pilihan responden terhadap ketiga pasangan calon hingga hari pencoblosan. Hasil survei menunjukkan 89,4 persen responden yang memilih pasangan Melki Laka Lena-Johni Asadoma merasa mantap dengan pilihannya. Hanya 10,6 persen yang belum mantap.
"Untuk pasangan Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto, 77,3 persen responden merasa mantap, sementara 22,7 persen belum mantap," kata Togu.
Pasangan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garu memperoleh angka kemantapan tertinggi, yakni 87,2 persen, dengan 12,8 persenresponden yang masih merasa ragu.
Survei ini juga mengidentifikasi isu-isu utama yang menjadi harapan masyarakat terkait pemerintahan yang akan datang. Berdasarkan temuan survei, penyediaan lapangan pekerjaan menjadi isu yang paling penting bagi masyarakat dengan 25,4 persen responden.
Isu kedua yang dianggap penting adalah jaminan kesehatan dan kesejahteraan rakyat dengan 24,2 persen, diikuti harga bahan pokok yang terjangkau sebanyak 20,9 persen. Selain itu, 15,3 persen responden menginginkan biaya pendidikan yang terjangkau dan akses transportasi publik.
"Sedangkan 14,2 persen responden berharap ada penyediaan pupuk subsidi yang merata dan ketersediaan BBM subsidi bagi nelayan," kata Togu.
Survei ini melibatkan 1.580 responden yang memiliki hak pilih di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sampel responden diambil secara acak dari seluruh kabupaten dan kota di Nusa Tenggara Timur, dan diwawancarai secara tatap muka. Margin of error atau toleransi kesalahan survei ini adalah ±2,46 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Sementara itu, pengamat politik dan intelijen Universitas Indonesia Muhammad Sutisna menilai dari hasil survei ini terlihat adanya fenomena Prabowo effect terhadap melejitnya elektabilitas Melki Laka Lena dan Johni Asadoma.
"Mengingat pada pilpres lalu pasangan Prabowo-Gibran menang telak di NTT secara tidak langsung berdampak pada tingginya elektabilitas Melki Laka Lena," ujar Sutisna.
Ditambah lagi, lanjut Sutisna, Melki Laka Lena sudah dikenal publik sebagai sosok muda dari NTT di tingkat nasional. Sebab, dia merupakan anggota DPR dari dapil NTT.
"Kemudian effect popularitas dari mantan Kapolda NTT Johni Asadoma juga punya pengaruh besar terhadap tingkat elektabilitas Melki-Johni,” ujar dia.