Puan Jadi Ketua DPR, Bukan Berarti PDIP Gabung Koalisi Prabowo

Ketua DPR Puan Maharani. (tangkapan layar)

Puan Jadi Ketua DPR, Bukan Berarti PDIP Gabung Koalisi Prabowo

Yakub Pryatama Wijayaatmaja • 2 October 2024 13:20

Jakarta: Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio menilai, penetapan Puan Maharani sebagai Ketua DPR periode 2024-2029 tak ada hubungannya dengan tanda bahwa PDI Perjuangan akan masuk ke dalam koalisi Prabowo Subianto. Ia melihat, PDIP bisa jadi menjadi mitra pemerintah tanpa harus bergabung ke dalam koalisi.

"DNA PDI Perjuangan ini di perjuangannya, nah kalau mereka sedang dalam mode perjuangannya, biasanya elektabilitas mereka naik dan PDI juga pernah dalam posisi menjadi jembatan, pada era Pak Taufiq Kiemas jadi Ketua MPR antara oposisi dengan program-program SBY saat itu," kata Hensat kepada wartawan, Rabu, 2 Oktober 2024.

Founder Lembaga Survei KedaiKOPI itu tak menampik jika Prabowo pun terlihat ingin merangkul PDIP masuk koalisinya. Ia menilai, Prabowo ingin melihat keharmonisan antara kubunya sebagai pemenang Pilpres 2024 dengan PDIP sebagai pemenang Pileg 2024.

"Prabowo menyadari bahwa PDI Perjuangan sebenarnya lawan yang harusnya dijadikan teman juga, karena dengan merangkul PDI Perjuangan ini akan memengaruhi pemerintahan Prabowo Subianto, lima bahkan 10 tahun ke depan," kata Hensat.
 

Baca juga: 

Puan Ajak Wakil Rakyat Simpati dengan Masalah Rakyat


Hensat memprediksi, keinginan Prabowo untuk merangkul semua pihak sepertinya bisa terjadi. Hal itu, menurutnya, terlihat dari momen pertemuan antara Prabowo dengan Puan Maharani di acara pelantikan anggota DPR/MPR 2024-2029.

"Kemarin Puan ini juga terlihat seperti yang ingin berkomunikasi dengan semua pihak, sehingga keinginan Prabowo ingin merangkul semua pihak sepertinya bisa terjadi. Tapi apakah nanti langsung ditasbihkan dengan tidak adanya oposisi nanti di pemerintahan Prabowo, belum tentu juga," ujar dia.

Ia pun melihat, momen pertemuan antara Prabowo dengan Puan harus dipahami oleh parpol-parpol pendukung Prabowo di Pilpres 2024. Sebab, kata Hensat, hal itu bisa saja menjadi uji loyalitas untuk para parpol yang sudah bergabung di koalisi Prabowo sejak Pilpres kemarin.

"Gestur-gestur politik ini seharusnya dipahami oleh para politisi di koalisi Prabowo, jadi seberapa kuat loyalitas mereka kepada Pak Prabowo itu kan diukurnya bukan lewat nanti setelah pelantikan, tapi dari sekarang ini bagaimana. Kalau masih galau-galau misal masih mengharapkan ke Pak Jokowi atau Gibran, baru nantinya ke Prabowo, itu nanti Prabowo punya penilaian tersendiri," ungkapnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)