Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (AP)
Willy Haryono • 13 March 2024 08:47
Ankara: Recep Tayyip Erdogan menyerukan penghindaran langkah-langkah yang dapat memperburuk perang di Ukraina dan berisiko menyebarkan konflik tersebut ke wilayah NATO. Pernyataan disampaikan di saat Presiden Turki tersebut berencana menyambut kedatangan Presiden Rusia Vladimir Putin setelah pemilu bulan ini.
Sebagai salah satu anggota NATO, Turki mendukung integritas wilayah Ukraina dalam konflik di negara tersebut. Namun Ankara juga tetap menjaga hubungan baik dengan Rusia dan secara berkala berbicara dengan kedua pihak yang berkonflik. Turki memberikan dukungan militer dan politik kepada Kyiv, namun juga menentang sanksi terhadap Moskow.
Berbicara dalam jamuan buka puasa dengan duta besar asing di Ankara, Erdogan mengatakan bahwa Turki akan terus berupaya menghidupkan kembali kesepakatan gandum Laut Hitam antara Rusia dan Ukraina yang dimediasi negaranya beserta PBB.
"Sambil memberikan dukungan kami terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina, kami telah mengatakan bahwa rencana perdamaian tanpa Rusia tidak akan membuahkan hasil apa pun," tegas Erdogan, merujuk pada rencana KTT Perdamaian di Swiss akhir tahun ini. Rusia tidak akan hadir dalam pertemuan tersebut.
"Kami berupaya membangun kembali keselamatan navigasi di Laut Hitam dan memastikan perdagangan biji-bijian dapat dilakukan dengan aman. Kami yakin langkah-langkah yang akan memperburuk konflik di kawasan, yang juga akan menyebar ke NATO, harus dihindari," tambahnya, mengutip dari laman The New Arab, Rabu, 13 Maret 2024.
Bulan lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa sekutu Barat tidak boleh mengesampingkan pengerahan pasukan ke Ukraina. Namun, sebagian besar sekutu dan pemimpin NATO menjauhkan diri dari gagasan tersebut.