Upah buruh. Foto: MI.
Jakarta: Presiden Partai Buruh Said Iqbal menilai pengupahan di DKI Jakarta masih belum sesuai dengan kondisi kehidupan yang sebenarnya terjadi. Menurutnya, besaran upah tidak bisa menutupi kebutuhan sehari-hari. Ia menyebutkan, idealnya di Jakarta, satu pekerja mendapatkan gaji Rp7 juta per bulan.
"Kalau dibagi rata-rata per kepala itu mendekati angka Rp7 juta," kata Said Iqbal saat memimpin aksi Hari Buruh atau May Day 2024 di Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, dilansir
Media Indonesia, Rabu 1 Mei 2024.
Ia mengatakan survei BPS memang menyebut gaji ideal di Jakarta sebesar Rp5,2 juta. Namun, hitungan itu dinilai belum cukup berdasarkan kelompoknya.
"Hitung saja sewa rumah Rp900 ribu, konsumsi makan Rp30 ribu 3 hari Rp90 ribu.Rp90 ribu dikali 30 hari Rp2,7 juta. Rp2,7 juta tambah Rp900 sudah Rp3,6 juta. Kemudian ada transportasi. Katakan rata rata transportasi adalah Rp700 ribu. Itu semua sudah Rp4,3 juta," ujar Siad.
Belum lagi keperluan untuk pekerja yang memiliki anak dan harus membayar biaya Pendidikan.
"Jadi, upah Rp5,2 juta dinilai belum bisa mensejahterakan pegawai di Jakarta," jelas dia.
Buruh ajukan sejumlah tuntutan
KSPI juga mengajukan berbagai tuntutan seperti mengenai Undang-undang Cipta Kerja Nomor 6 Tahun 2023 yang dianggap tidak memihak kaum buruh.
"Tentu aksi kami ada beberapa tuntutan, salah satunya meminta cabut UU Ciptaker Nomor 6 Tahun 2023, atau minimalnya keluarkan Omnibus Law," jelasnya.
Tuntutan lainnya berupa pencabutan Peraturan Pemerintah (PP) 36 Tahun 2002 JO PP 51 Tahun 2023 tentang pengupahan.
"Selain itu, kami meminta untuk berlakukan upah sektoral berdasarkan kualifikasi industri nasional," imbuh Ahmad.
Pihaknya juga menyoroti masih banyak perusahaan-perusahaan tertentu yang melakukan praktik Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara masif terhadap aktivis serikat pekerja ataupun buruh di Tangerang.
Sementara itu, Kabag Ops Polresta Tangerang Kosasih membenarkan adanya aksi pergerakan massa buruh yang akan menuju Jakarta. Ia memastikan akan mengawal para buruh dari berbagai serikat pekerja di daerah tersebut.
Sejauh ini Kepolisian Resor Kota (Polresta) Tangerang telah berkoordinasi dengan sejumlah serikat pekerja untuk pengawalan tersebut. Selain itu untuk memastikan pengamanan terhadap jalannya aksi buruh tersebut, pihaknya mengerahkan sekitar 600 personel dibagi ke beberapa titik lokasi.