Pemain Indonesia Terlalu Egois Ketika Kalahkan Filipina

Timnas Indonesia (Medcom.id/Duta Erlangga)

Timnas Indonesia

Pemain Indonesia Terlalu Egois Ketika Kalahkan Filipina

Gregorius Gelino • 13 June 2024 16:10

Jakarta: Timnas Indonesia memang berhasil ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 setelah mengalahkan Filipina dengan skor 2-0 pada laga pamungkas fase grup. Indonesia menjadi runner up grup F babak kedua di bawah Irak.

Namun ketua Paguyuban Suporter Timnas Indonesi (PSTI), Ignatius Indro, menilai para pemain tampil terlalu egois. Beberapa pemain disebut berlebihan ketika menggiring bola dan melepaskan tembakan persentase rendah dari luar kotak penalti yang tak membuahkan apapun.

"Timnas Indonesia memang berhasil mengalahkan Filipina 2-0 dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 namun jika dilihat dari permainan, Timnas Indonesia semalam tidak menunjukan permainan terbaiknya. Para pemain bermain begitu individualis dan egois dan kurang bermain layaknya sebuah tim," kata Indro dalam rilisnya kepada Medcom.id.

"Beruntung lawan yang dihadapi adalah Filipina yang kualitas pemainnya memang berada di bawah para pemain kita. Para pemain terutama di babak pertama, berusaha menunjukan aksi-aksi individual seperti tendangan dari luar kotak penalti lawan tanpa memperhatikan posisi kawan yang mungkin berdiri lebih bebas. Kalau kita bermain secara tim,mungkin kita bisa mencetak lebih banyak gol," jelasnya.

Indro berharap pelatih Shin Tae-yong bergerak cepat membenahi skema permainan Indonesia jelang babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026. Pasalnya, lawan yang dihadapi akan memiliki kualitas yang lebih tinggi ketimbang Filipina.

"Hal itu harus menjadi perhatian bagi STY di fase selanjutnya, karena tentu kita akan menghadapi lawan yang lebih kuat dibanding Filipina. Timnas kita harus bisa bermain sebagai tim dan memperbaiki penyelesaian akhir," urainya.

"Dengan lolosnya Timnas Indonesia ke fase selanjutnya memang ini menciptakan sejarah baru, namun kita jangan larut dalam euphoria, karena PR kita memperbaiki sepak bola Indonesia masih sangat besar, mulai dari perbaikan liga, pengadaan kompetisi berjenjang tingkat usia untuk menciptakan bibit muda kita, hingga petbaikan kualitas suporter lewat edukasi suporter hingga akar rumput," ulasnya.

"Kita belum melihat blue print sepak bola yang baik dan berkesinambungan yang dibuat oleh PSSI baik jangka pendek, menengah ataupun panjang, sehingga perbaikan ini bisa dilakukan secara sistemik tidak tergantung pada 1-2 orang saja, seperti yang terjadi saat ini yang sangat tergantung dari figur STY," pungkasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Gregorius Gelino)