Sebuah sesi di Sidang Majelis Umum PBB di New York. AS. (AP)
Willy Haryono • 24 October 2023 23:48
New York: Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) dinilai lamban dalam merespons situasi kemanusiaan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu, ketika Hamas melancarkan serangan kilat ke Israel. Israel pun membalas serangan itu dengan menggempur Gaza hingga saat ini.
Melihat situasi yang semakin memburuk, Indonesia mencoba berbicara dengan sejumlah pihak terkait isu Gaza, termasuk dengan Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Liga Arab dan OKI kemudian sepakat untuk mendukung agar pembahasan isu Gaza dibawa ke sebuah sesi darurat di Sidang Majelis Umum PBB, bukan Dewan Keamanan PBB. Indonesia juga mengambil inisiatif dan menggandeng sejumlah negara agar mendukung langkah yang diambil Liga Arab serta OKI.
Surat dari Liga Arab dan OKI telah dilayangkan ke Presiden Sidang Majelis Umum PBB pada 19 Oktober lalu. Empat hari kemudian, Indonesia bersama delapan lain juga mengeluarkan surat bersama yang berisi dukungan atas langkah dua organisasi itu.
Sembilan negara termasuk Indonesia yang menandatangani surat itu adalah Bangladesh, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Maladewa, Timor Leste dan Vietnam.
"Kita pertama-tama berbicara ke negara-negara ASEAN, mengenai bagaimana jika kita mendorong presiden SMU PBB agar mau menggelar sesi darurat. Permintaan ini disambut baik, dan akhirnya kita juga menggalang negara lain di luar Asia Tenggara," kata Wakil Tetap (Watap) RI untuk PBB di New York, Dubes Arrmanatha Nasir, dalam keterangan virtual kepada awak media, Selasa, 24 Oktober 2023.