Ilustrasi Bursa Saham Jepang. Foto: Unsplash.
Tokyo: Rata-rata saham Nikkei Jepang anjlok lebih dari dua persen ke level terendah tiga minggu pada Jumat, 5 April 2024. Hal ini menempatkannya pada minggu terburuk sejak Desember 2022.
Investor juga berhati-hati menjelang laporan utama ketenagakerjaan bulanan AS yang akan dirilis hari ini. Apalagi investor masih menunggu sikap The Fed untuk menurunkan suku bunganya. Nikkei turun 2,42 persen, atau 961 poin, menjadi 38.812,24, pada reses tengah hari, menjadikan kerugian minggu ini menjadi 3,86 persen.
"Faktor terbesar penurunan Nikkei adalah teknikal," kata Ahli Strategi Ekuitas di Nomura Securities Kazuo Kamitani, dilansir
Channel News Asia, Jumat, 5 April 2024.
Indeks acuan ini bersiap untuk mengalami kerugian mingguan kedua, setelah naik ke level tertinggi sepanjang masa di 41.087,75 pada 22 Maret 2024.
Rata-rata pergerakan 25 hari berubah lebih rendah pada Jumat. Jika tetap seperti itu, ada risiko Nikkei akan turun lagi setelahnya.
Penurunan saham sektor cip
Saham-saham sektor cip termasuk yang mengalami penurunan terbesar dengan Tokyo Electron turun hampir lima persen dan memangkas 192 poin dari Nikkei. Advantest menghapus 78 poin lagi dengan penurunan 4,7 persen.
Saham yang mengalami kerugian besar lainnya termasuk investor startup SoftBank Group, yang kehilangan 3,35 persen, dan operator jaringan Uniqlo Fast Retailing, yang merosot 2,5 persen.
Adapun dari 225 komponen Nikkei, 214 melemah dan hanya 11 menguat. Indeks Topix yang lebih luas kehilangan 1,81 persen, dengan sub-indeks saham pertumbuhan turun 2,05 persen, dibandingkan dengan penurunan 1,6 persen pada saham-saham value stocks.
Saham-saham energi menjadi titik terang di antara sektor-sektor Nikkei, naik 0,73 persen setelah minyak mentah ditutup di atas USD90 per barel untuk pertama kalinya sejak Oktober lalu. Perusahaan penyulingan minyak Inpex menjadi peraih persentase kenaikan terbesar di Nikkei dengan lonjakan 1,3 persen.