Polisi Brasil Sebut Bolsonaro Diduga Pimpin Rencana Kudeta Pemilu 2022

mantan Presiden Jair Bolsonaro terlibat langsung dalam perencanaan kudeta 2022. Foto: Anadolu

Polisi Brasil Sebut Bolsonaro Diduga Pimpin Rencana Kudeta Pemilu 2022

Fajar Nugraha • 27 November 2024 13:49

Brasilia: Polisi federal Brasil menyerahkan laporan setebal 884 halaman kepada Mahkamah Agung, yang menyatakan bahwa mantan Presiden Jair Bolsonaro terlibat langsung dalam perencanaan kudeta untuk membatalkan hasil pemilu 2022. 

Laporan ini mengungkap bukti berupa rekaman telepon, catatan keuangan, hingga kesaksian dari perjanjian pembelaan.

Dalam laporan yang telah dibuka ke publik pada Selasa 26 November 2024 oleh Hakim Mahkamah Agung Alexandre de Moraes, polisi federal menyebutkan bahwa Bolsonaro "secara efektif merancang, mengarahkan, dan mengeksekusi tindakan untuk menghapus sistem demokrasi di Brasil demi mempertahankan kekuasaan”. 

"Bolsonaro secara konkret merancang, mengarahkan, dan melaksanakan, dalam koordinasi dengan pejabat lain sejak setidaknya 2019, tindakan yang bertujuan menghapus aturan hukum demokratis, dengan dia tetap menjadi presiden," tulis laporan tersebut, dilansir dari Voice of America, Rabu 27 November 2024.

Laporan ini juga menyebutkan bahwa Bolsonaro memiliki "pengetahuan penuh" tentang rencana pembunuhan terhadap Presiden terpilih Luiz Inácio Lula da Silva dan Wakil Presiden terpilih Geraldo Alckmin. Bukti ini diperoleh dari dialog antar konspirator serta pertemuan di kediaman presiden.

Polisi federal memaparkan delapan bukti utama yang mendukung tuduhan tersebut, termasuk pertemuan pada Desember 2022, di mana Bolsonaro mempresentasikan rencana kudeta kepada para komandan militer. 

Komandan angkatan darat dan udara menolak rencana tersebut, tetapi Laksamana Almir Garnier Santos, komandan angkatan laut yang kini pensiun, diduga mendukung rencana itu.

Selain itu, Walter Braga Netto, mantan Menteri Pertahanan dan calon wakil presiden Bolsonaro dalam Pemilu 2022, juga disebut memiliki peran penting. Laporan menyatakan bahwa ia mengadakan pertemuan di rumahnya, di mana pembunuhan terhadap Lula dan Alckmin didiskusikan dan disetujui. 

Braga Netto membantah tuduhan tersebut, dengan mengatakan, "Itu bukan kudeta, apalagi rencana untuk membunuh seseorang," dalam pernyataan di media sosialnya pekan lalu.

Bolsonaro sendiri membantah tuduhan terhadapnya. Pada Senin 25 November 2024, ia menyatakan kepada wartawan di Brasilia, "Saya tidak pernah membicarakan kudeta." Pengacaranya belum memberikan tanggapan atas laporan tersebut.

Laporan ini menjadi pukulan baru bagi rencana Bolsonaro untuk kembali mencalonkan diri sebagai presiden pada 2026. Sebelumnya, pengadilan melarangnya menduduki jabatan publik setelah ia menyerang legitimasi hasil pemilu 2022.

Selain tuduhan kudeta, Bolsonaro juga menghadapi penyelidikan terkait dugaan pemalsuan data vaksin covid-19 dan penggelapan perhiasan hadiah dari pemerintah Arab Saudi. 

Kejaksaan Agung Brasil berencana menggabungkan tiga kasus ini menjadi satu dakwaan besar. Proses hukum terhadap Bolsonaro dan para konspiratornya diperkirakan dimulai tahun depan setelah kejaksaan merampungkan dakwaan. (Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)