Bashar al-Assad berkuasa di Suriah sejak 2000 dan rezimnya berakhir di tahun 2024. (Anadolu Agency)
Jakarta: Tumbangnya rezim Bashar al-Assad di Suriah mengubah peta politik di Timur Tengah. Selama bertahun-tahun, pemerintahan Assad menjadi salah satu simbol konflik berkepanjangan di kawasan itu. Kini, dengan berakhirnya kekuasaannya, sejumlah negara diperkirakan akan mendapatkan keuntungan strategis dan geopolitik.
Artikel ini akan membahas negara-negara yang diuntungkan serta bagaimana situasi ini memengaruhi dinamika Timur Tengah dan dunia.
Latar Belakang Konflik Suriah
Perang saudara di Suriah dimulai pada 2011 ketika gelombang Arab Spring menyebar ke berbagai negara
Timur Tengah. Rakyat turun ke jalan menuntut perubahan, tetapi rezim Assad merespons dengan kekerasan.
Konflik yang awalnya lokal ini dengan cepat berubah menjadi perang yang melibatkan banyak pihak, termasuk kekuatan asing seperti Rusia, Iran, Amerika Serikat, dan Turki. Selama lebih dari satu dekade, Suriah menjadi medan perang dengan kehancuran yang meluas.
Namun, di tengah tekanan internasional dan keterbatasan sumber daya, kekuasaan Assad akhirnya runtuh. Tumbangnya rezim ini membuka peluang bagi sejumlah negara untuk memperkuat pengaruhnya di kawasan.
Berikut adalah daftar negara yang diuntungkan:
Amerika Serikat
Dengan kejatuhan Assad, Amerika Serikat memiliki peluang besar untuk meningkatkan pengaruhnya di Suriah. Selama ini, Assad menjadi sekutu utama Iran dan Rusia, dua negara yang berseberangan dengan kepentingan AS.
Tanpa Assad, AS dapat memperkuat hubungan dengan kelompok Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang telah bekerja sama melawan ISIS. Selain itu, tumbangnya Assad juga memberikan AS ruang untuk mendorong pembentukan pemerintahan baru yang lebih ramah terhadap Barat.
Israel
Bagi Israel, runtuhnya rezim Assad adalah kabar baik. Assad dikenal sebagai sekutu dekat Iran, negara yang sering berseberangan dengan Israel di berbagai isu regional.
Dengan hilangnya dukungan Assad, Iran kehilangan pijakan kuat di Suriah, yang selama ini digunakan untuk mendukung Hizbullah dan kelompok-kelompok pro-Iran lainnya. Situasi ini memungkinkan Israel untuk lebih fokus memperkuat keamanannya di perbatasan, terutama di wilayah Golan Heights.
Turki
Turki, yang selama bertahun-tahun menentang Assad, kini memiliki kesempatan untuk memperkuat kontrolnya di wilayah perbatasan Suriah. Kejatuhan Assad memungkinkan Ankara untuk mengelola zona aman yang melindungi kepentingan nasional mereka, termasuk mengendalikan arus pengungsi dan memitigasi ancaman dari kelompok Kurdi.
Selain itu, Turki dapat memainkan peran kunci dalam proses rekonstruksi Suriah, membuka jalan bagi pengaruh politik dan ekonomi yang lebih besar.
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab telah lama melihat rezim Assad sebagai ancaman karena hubungan eratnya dengan Iran. Dengan tumbangnya Assad, kedua negara ini dapat memanfaatkan situasi untuk mengurangi pengaruh Iran di Suriah.
Mereka juga memiliki peluang untuk membangun hubungan dengan pemerintah baru di Suriah, yang berpotensi memperkuat blok anti-Iran di Timur Tengah.
Dampak Global dan Regional
Tumbangnya Assad bukan hanya persoalan Suriah, tetapi juga mempengaruhi kekuatan geopolitik global. Rusia, yang selama ini menjadi sekutu terkuat Assad, kehilangan pengaruh strategis di Timur Tengah. Begitu pula Iran, yang selama ini menjadikan Suriah sebagai jalur penting untuk mendukung Hizbullah dan memperluas pengaruhnya di kawasan.
Namun, situasi ini juga memunculkan tantangan baru. Kekosongan kekuasaan di Suriah berpotensi menciptakan instabilitas, termasuk munculnya kelompok ekstremis baru atau konflik antarnegara yang berebut pengaruh.
Proses rekonstruksi dan pembentukan pemerintahan baru juga akan menjadi pekerjaan besar yang membutuhkan dukungan internasional.
Di tengah peluang dan tantangan ini, masa depan Suriah masih penuh tanda tanya. Akankah kejatuhan Assad menjadi awal perdamaian atau justru membuka pintu bagi konflik baru? Waktu akan memberikan jawabannya. (
Muhammad Reyhansyah)
Baca juga:
Oposisi Suriah Satukan Kepemimpinan untuk Gulingkan Assad